Pertikaian antara warga Negeri (Desa) Porto dan Haria, Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, masih terus berlanjut hingga hari ini. Satu warga tewas dan enam lainnya luka. Bentrok massa ini dipicu penembakan misterius dari kawasan hutan jati ke arah angkot jurusan Saparua-Porto, Rabu pagi lalu. Penembakan misterius ini melukai salah satu warga Porto, Ny Elisabeth Latuihamallo. Akibat insiden ini, suasana di dua desa mencekam sejak semalam hingga Kamis 8 Maret 2012. Pada pukul 21.44 – 22.38 WIT malam tadi, tercatat 48 kali ledakan bom rakitan terdengar dari kawasan Tanah Rata, daerah perbatasan dua desa bertetangga ini.
Selain ledakan bom, rentetan tembakan juga terdengar, baik yang dilepaskan aparat keamanan maupun kelompok massa yang bertikai. Hingga hari ini pukul 10.00 WIT, tercatat 100 kali ledakan bom menggetarkan Desa Porto dan Haria. Akibat bentrok ini, korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun wartawan, satu warga bernama Dominggus Sihasale (76) tewas terkena tembakan dan lima lainnya luka-luka. Korban luka adalah Hendry Souhoka (38), Yoseph Lewol (24), Piter Pelamonia (40), Dantes Tupamahu (19), Topas Sahertian (20), dan Corneles Kosi Silahoi (42). Salah satu warga Saparua, Reinhard L mengatakan baku tembak dan saling lempar bom terjadi sejak tadi malam hingga hari ini.
“Masih ada ledakan bom dan tembakan. Sekitar 100 bom yang terdengar sampai sekarang,” katanya. Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait insiden tersebut. Pukul 10.15 WIT, Gubernur Maluku Karel Alberth Ralahalu, Kapolda Maluku Brigjen Pol Syarif Gunawan, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Suharsono, Bupati Malteng Abdullah Tuasikal, Dandim 1505 Letkol (Inf) J. Lumbantoruan, dan Kapolres Pulau Ambon serta Pulau-Pulau Leasse AKBP Suharwiyono bergerak menuju Pulau Saparua menggunakan kapal Siwa Lima. |viva|