Terhitung sejak H-7 hingga H+1, tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Riau cenderung jauh menurun dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh Riau Pos dari Posko Operasi Ketupat Direktorat Polda Riau, yang mengalami kecelakaan hingga meninggal dunia hanya 12 orang.
Sementara untuk 16 kasus lakalantas lainnya hingga H+1 hanya mengalami luka berat, yakni mengalami patah tulang. Hal ini diungkapkan Kepala Tim Posko Operasional Ketupat Direktorat Polda Riau, AKP Dharyen DH kepada Riau Pos, Sabtu (11/9) di ruang kerjanya.
‘’Tahun ini terhitung H-7 hingga H+1, yang mengalami kecelakaan lalu lintas hingga meninggal dunia sebanyak 12 orang, sementara yang mengalami luka berat berupa patah tulang berjumlah 16 orang,’’ ungkapnya.
Menurut Dharyen, angka ini jauh lebih menurun dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Dharyen menilai, terjadinya penurunan jumlah lakalantas ini disebabkan tingginya kesadaran masyarakat akan berlalu lintas. ‘’Kita berharap angka kecelakaan ini tidak lagi bertambah, dan kita mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati terutama dalam berlalu lintas,’’ ujarnya.
Hal yang sama juga diakui Dirlantas Polda Riau, Kombes Pol Drs Chysnanda Dwi Laksana kepada Riau Pos. Menurutnya tahun ini angka kecelakaan jauh lebih menurun dari tahun sebelumnya. Begitu juga tahun ini juga tidak ada terjadi peristiwa longsor dan banjir. ‘’Yang menjadi kendala bagi pemudik tahun ini hanyalah terdapatnya beberapa ruas jalan yang rusak, seperti di lintas utara dan lintas timur,’’ ungkapnya.
Chysnanda berharap bagi para pemudik terutama yang menggunakan sepeda motor pada saat akan balik untuk lebih berhati-hati di dalam perjalanan, jangan mengebut dan kuasai medan. Jika terasa lelah, upayakan untuk beristirahat di tempat-tempat yang dianggap aman.
Sementara jalur mudik dan balik di Kabupaten Siak dari tanggal 3 September hingga arus balik saat ini, terjadi 8 kecelakaan lalu lintas. Korban jiwa meninggal dunia 3 orang, luka berat 4 orang dan luka ringan 7 orang. Kerugian materi mencapai Rp48 juta. Dari data yang diperoleh, kecelakaan terjadi di jalur lintas Utara yakni di jalan raya Minas dan Kandis. Untuk jalur jalan raya Minas terjadi 3 kali kecelakaan, meninggal dunia 2 orang, luka berat 1 orang dan luka ringan 6 orang sedangkan kerugian materi sekitar Rp46 juta.
Di jalur Kandis kecelakaan terjadi 5 kali, korban meninggal dunia 1 orang, luka berat 3 orang dan luka ringan 1 orang. Total kerugian materi mencapai Rp3,8 juta. ‘’Arus mudik hingga sampai hari ini berjalan lancar dan terkendali, sementara kecelakaan lalu lintas terjadi dari tanggal 3 September hingga sekarang di Minas dan Kandis,’’ jelas Kapolres Siak melalui Kasat Lantas Siak AKP Indra K Simangunsong SH SIK kemarin.
Untuk mengantisipasi dan memperingatkan pengemudi kendaraan, lanjut Indra, Polres Siak telah melakukan pemasangan spanduk dan baliho berupa himbauan keselamatan berlalu-lintas di wilayah Kabupaten Siak.
Pemudik diharapkan tetap mematuhi peraturan serta disiplin dalam berlalu-lintas. ‘’Jangan melanggar peraturan lalu-lintas, patuhi rambu-rambu dan himbauan yang ditemukan sepanjang jalan. Dengan demikian maka keselamatan pemudik akan terjamin hingga sampai ke tujuan,’’ paparnya.
Di Inhil Turun 50 Persen
Satuan Lalu-lintas (Satlantas) Polres Indragiri Hilir mencatat penurunan angka kecelakaan lalu-lintas yang signifikan dibanding tahun lalu, yakni mencapai 50 persen. Hal ini menunjukkan kesadaran para pemudik akan keselamatan diri dan keluarga mereka sudah lebih baik, termasuk kesadaran akan rambu-rambu lalu lintas.
Kasat Lantas Polres Inhil, AKP Ferly Rosa menyebutkan, data tersebut berhasil dihimpun selama berlangsungnya Operasi Ketupat 2010. Walaupun jumlah korban meningggal sama yakni 2 orang. Namun jumlah angka kecelakaan jauh menurun.
Berdasarkan data yang ada, tahun 2009 lalu terjadi 7 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia 2 orang, 2 luka berat, 2 luka ringan serta satu hanya mengalami kerusakan kendaraan saja. Sedangkan pada tahun 2010 ini hanya terjadi 3 kasus kecelakaan termasuk kecelakaan laut yang menewaskan 2 orang.
Sementara itu di beberapa titik yang dianggap rawan terjadinya kecelakaan, saat pelaksanaan arus mudik dan balik tahun ini sampai H+3 masih berlangsung aman tanpa insiden. Kawasan ini seperti perbatasan Kemuning, Selensen dan Keritang yang umumnya diwarnai kurang mulusnya jalur yang harus dilintasi.
‘’Penurunan ini cermin dari meningkatnya kesadaran pengendara akan bahaya yang selalu mengintai mereka di jalan saat berkendara, selain itu juga tidak bisa dipungkiri penurunan ini juga karena peningkatan kondisi jalan serta bantuan dari posko-posko pengamanan arus mudik dan balik, sehingga warga yang melakukan perjalanan bisa diingatkan,’’ jelas Kasat Lantas.
Sumber: riaupos.com