15 LSM menyerukan pemboikotan pemakaian susu formula hingga Menkes, IPB dan BPOM mengumumkan hasil riset 2006 lalu terkait merek susu formula berbakteri. Aksi boikot ini untuk melindungi bayi Indonesia yang hingga saat ini tidak pernah tahu apakah susu yang diminumnya berbakteri atau tidak.
“Kami menyerukan boikot susu formula hingga ada pengumuman riset 2006 lalu,” terang Direktur LBH Jakarta, Nurkholis Hidayat kepada wartawan usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Senin, (4/7/2011).
15 LSM yang menyerukan boikot susu formula antara lain ICW, LBH Jakarta dan Asosiasi Perempuan Indonesdia untuk Keadilan. LSM-LSM tersebut tergabung dalam Asosiasi Susu Sehat Indonesia.
Seruan ini ditandai dengan pembagian kaos bertuliskan ‘Kami Ingin Susu Sehat, Bukan Susu Berbakteri’ bagi pengunjung sidang PN Jakarta Pusat. Di bagian depan kaos terdapat gambar botol susu besar yang digaris warna merah.
“Kami juga mengajak boikot lewat jejaring dunia maya,” imbuh Nurkholis.
Adapun jalannya sidang, secara resmi kampus Universitas Padjajaran (Unpad) mengajukan gugatan ke PN Jakarta Pusat. Gugatan disampaikan kepada Ketua Majelis Hakim Dedi Fardiman. Kampus Unpad meminta supaya putusan pengumuman susu formula berbakteri digagalkan karena melanggar kode etik penelitian. Sidang akan dilanjutkan pekan depan untuk mendengar jawaban tergugat.
“Kami meminta penggabungan perkara. Karena ada 5 kampus dengan materi, kuasa hukum dan permasalahan yang sama. Gugatan tidak dipecah sendiri-sendiri. Ini untuk menghindari disparitas putusan,” terang Nurkholis.
Seperti diketahui, MA telah memerintahkan Menkes, BPOM dan IPB untuk mempublikasikan nama-nama produsen susu formula yang diduga mengandung Enterobacter Sakazakii. Polemik ini bermula ketika ketika para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan adanya kontaminasi Enterobacter Sakazakii sebesar 22,73 persen dari 22 sampel susu formula yang beredar tahun 2003 hingga 2006.
Hasil riset itu dilansir Februari 2008. Namun, bukannya mengumumkan, IPB malah mendapat dukungan dari kampus USU, Universitas Andalas, UI, Unhas dan Unpad. |dtc|