Pemerintah mencatat ada 19 juta orang yang mengalami depresi berat atau gangguan kejiwaan. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan wanita karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Data riset kesehatan dasar (Riskesda) tahun 2007, ada 19 juta orang yang mengalami depresi berat karena tekanan ekonomi, KDRT, dan dampak bencana alam. Lebih banyak perempuan karena KDRT. Riset baru akan dilakukan lagi tahun 2013,” kata Menko Kesra Agung Laksono.
Hal itu ia sampaikan usai rakor tingkat menteri mengenai ‘Penanggulangan kesehatan masyarakat’ di Kemenko Kesra, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (7/7/2011).
Oleh karena itu, lanjut Agung, perlu adanya penanggulangan gangguan kesehatan jiwa lintas sektoral, peningkatan mutu serta peningkatan jumlah tenaga kesehatan jiwa.
“Karena jumlah psikiater di seluruh Indonesia masih terbatas. Hanya 600 orang. Perlu ada usaha untuk mengatasi masalah itu,” ujarnya.
Selain menambah jumlah tenaga kesehatan, kewenangan dokter umum sekarang ini juga ditambah. Dokter umum nantinya juga bisa menangani masalah kesehatan jiwa.
“Kami berkeyakinan untuk bisa mengatasi semua ini,” harapnya. Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Jiwa Kemenkes Irmansyah mengatakan, kebanyakan yang mengalami gangguan jiwa karena depresi yakni sekitar 30-40 persen. Rentang umur yang mengalami gangguan jiwa tersebut mulai dari anak-anak sampai lansia.
“Semakin lanjut usia maka semakin rentan untuk mengalami gangguan mental emosional,” jelasnya. Menurut Irman, pihaknya akan menguatkan pelayanan kesehatan jiwa. Penguatan ini melalui pelayanan kesehatan jiwa yang tidak hanya ada di rumah sakit tapi juga di Puskesmas.
“Dari 9.000 Puskesmas di seluruh Indonesia memang baru 10 persen saja yang melakukan pelayanan terhadap kesehatan jiwa. Untuk rumah sakit pusat sudah ada semuanya. Untuk rumah sakit daerah dari 1.100, baru 20-an,” jelasnya.
Irman mengatakan, jumlah psikiater di seluruh Indonesia sekitar 600 orang. Sedangkan yang dibutuhkan adalah 8.000 orang. Dalam waktu dekat, akan ada pelatihan dokter umum, perawat, dan psikiater.
“Kita akan menambah center-center pendidikan. Mudah-mudahan rumah sakit jiwa bisa menjadikan pusat tenaga ahli,” imbuhnya.
Irman mengaku akan mengupayakan para pihak keluarga juga ikut mendorong kesembuhan keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.
“Kita juga minta Insya Allah masyarakat mau bersikap positif terhadap penderita gangguan mental,” ungkapnya.
Pihaknya, lanjut Irman, menyediakan dana sebesar Rp 22 miliar pada tahun ini untuk menanggulangi kesehatan jiwa. “Mudah-mudahan tahun depan bisa mendapatkan tambahan lagi,” tutupnya. |dtc|