Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa pagi(09/11) mencatat jumlah pengungsi yang tersebar di sekitar Merapi mencapai jumlah 320.090 orang. Sejumlah 30.130 orang di antaranya memadati lokasi pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah.
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mencatat, jumlah pengungsi pada lokasi pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah kecenderungannya bertambah. Kenaikan terbesar ada di Posko Sleman dan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Basin Kebonarum(2.000 orang) serta PCM Jatinom Klaten sebanyak 1.420 orang. Sebanyak 750 orang pengungsi juga memasuki pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah di Bantul. Bahkan ada yang sudah memasuki wilayah Gunung Kidul yang jaraknya relatif jauh dari asal pengungsi. Sementara itu, lokasi pengungsian di Magelang yang dikelola warga Muhammadiyah sejak 26 Oktober 2010, Jum’at dinihari sudah mundur ke selatan kota Muntilan, Ngluwar dan di sekitar Borobudur .
Tim kesehatan khusus Bencana (Disaster Medical Commite) di bawah koordinasi MDMC merespon, dengan menambah kekuatan dan mendesain pelayanan baik pelayanan yang mendampingi lokasi pengungsian, juga layanan klinik mobil. Tim RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyisir lokasi pengungsian swadaya warga Muhammadiyah di barat dan selatan DIY. Tim RS PKU Muhammadiyah Bantul menyisir di area tengah Yogyakarta . Tim RS PKU Muhammadiyah Gombong membuka layanan klinik tetap di Stadion MaguwoharjoSleman. Tim RS PKU Muhammadiyah Lamongan dan RS Aisyiyah Malang menyisir area pengungsian di Prambanan dan Jogonalan Klaten.
Tim Pendampingan Psikososial MDMC terdiri dari 40 orang relawan tsunami Aceh, gempa bumi Yogyakarta, Tasikmalaya dan Sumatera Barat, dengan didukung Angkatan Muda Muhammadiyah lokal, mahasiswa psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah beserta mubaligh Majelis Tabligh, telah memulai pendampingan di lokasi pengungsian. (affan)
foto :tribunnews