BANDA ACEH – Angin kencang yang disertai dengan hujan deras, Selasa (27/7) kemarin, melanda kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Akibatnya, sejumlah rumah penduduk dan perkantoran di kedua daerah tersebut dilaporkan rusak. Sementara, angin puyuh dilaporkan menerjang Aceh Singkil dan memicu gelombang besar di Samudera Hindia.
Hujan disertai angin kencang yang melanda kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar, Selasa (27/7) siang, mengakibatkan sejumlah atap rumah dan perkantoran rusak. Bahkan sejumlah pohon bertumbangan. Di Aceh Besar dilaporkan rumah permanen milik Usman (50), warga Lamceu, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, mengalami kerusakan total. Peristiwa itu juga menyebabkan Sena (21), anak Usman mengalami luka di kaki kiri, sehingga dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh.
Sementara itu di sejumlah kawasan Banda Aceh dilaporkan tiga atap rumah warga di Gampong Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh beterbangan. Ketiga rumah itu diketahui milik Mariana di Dusun Balam, rumah Ira Sahri, di Dusun Merpati dan atap rumah milik Idram. Bahkan sebuah mobil pikup milik Zuhaira warga Blang Oi, ikut tertimpa reruntuhan dari atap rumah tersebut. Masih di kawasan Banda Aceh, rumah milik Firdaus (28), yang ditempati oleh Tarmizi Muhammad di Gampong Surin, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, juga mengalami kerusakan. Atap rumah itu lepas setelah tombak layar segitiga yang mengikat bagian atap rumah semi permanen itu rusak. Akibat angin kencang di yang menerjang kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar, sejumlah pohon turut bertumbangan seperti di Jalan Tgk Chik Ditiro, Banda Aceh. Pohon asam berukuran besar tersebut jatuh dan menimpa badan jalan. Sehingga menyebabkan kemacetan beberapa saat. Sejumlah pohon tumbang lain juga terjadi di kawasan SMA 3 dan Darussalam, Banda Aceh.
Sementara itu, Mona warga Gampong Cot Mon Raya, Kecamatan Blangbintang, Aceh Besar, melaporkan pohon asam yang terletak di Jalan Blang Bintang-Seuneulop tumbang dan menimpa badan jalan. Hingga tadi malam, sebutnya, pohon itu masih berada di jalan dan menyebabkan arus lalu lintas terganggu.
Pohon besar juga dilaporkan tumbang di badan Jalan Malahayati, Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, yang mengakibatkan kemacetan sekitar satu jam lebih. Tapi, kondisi yang tak nyaman ini akhirnya berhasil diatasi setelah warga setempat menyingkirkan pohon yang timbang itu dari badan jalan.
Angin puyuh
Angin puyuh memilin membentuk lingkaran, disertai gelombang besar dalam dua hari ini kembali melanda Samudera Hindia, tepatnya wilayah perairan Aceh Singkil. Akibat cuaca buruk tersebut, dua perahu milik nelayan Kecamatan Pulau Banyak Barat, yang digunakan untuk menangkap ikan pecah.
Beruntung, penumpangnya selamat berkat piawai berenang. Sejauh ini belum ada korban jiwa akibat badai tersebut, namun sejumlah nelayan yang pergi melaut sejak, Minggu (25/7) hingga kemarin siang dilaporkan masih banyak yang belum kembali. Sekretaris Panglima Laut Asantola Sya’ban Hutabarat, kepada Serambi, Selasa (27/7) mengatakan, angin puyuh mulai terjadi sejak dua hari lalu, menyebabkan air laut tidak tenang, bahkan menimbulkan ombak besar.
Kendati cuaca kurang bersahabat, namun nelayan tetap nekat melaut, hal itu terdesak kebutuhan hidup sehari-hari apalagi menjelang bulan puasa. “Biasanya kalau melaut hanya semalam, besoknya sudah pulang kembali. Tapi ini sudah dua hari tidak juga pulang, mungkin mereka mencari tempat istirahat,” kata Hutabarat.
Dua perahu rusak akibat hantaman ombak merupakan milik nelayan Asantola, Pulau Banyak Barat. Masing-masing, milik Zulkardi Kejadiannya pada malam Senin lalu, ketika hendak menuju Pulau Bangkaru. Kemudian perahu milik Zulkifli, kejadiannya Selasa (27/7) kemarin, ketika yang bersangkutan sedang menjaring ikan di sekitar gugusan Kepulauan Banyak.
Kedua nelayan tersebut dilaporkan selamat setelah berenang menuju pulau terdekat, sedangkan perahunya mati mesin, serta beberapa bagian pecah terkena hantaman ombak. Sedangkan nelayan yang belum kembali dari melaut sejak dua hari jumlahnya cukup banyak, salah satunya Dahriansah yang merupakan anak kedua dari Sya’ban Hutabarat.
sumber: serambinews.com