Bandara Adi Sucipto Yogyakarta hingga Selasa (9/11/2010) pagi ini masih ditutup akibat letusan Gunung Merapi, Jumat pekan lalu.
Pertimbangannya, hingga saat ini, Merapi masih menyemburkan awan panas atau wedhus gembel yang membahayakan penerbangan.
Humas Bandara Adi Sucipto, Isye Yuviana, mengatakan, hingga saat ini belum ada kepastian penerbangan dibuka lagi. “Belum tahu kapan dibuka. Ini kan bencana,” kata dia ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (9/11/2010).
Dikatakannya, setiap hari bandara melayani 45 penerbangan baik kedatangan maupun keberangkatan. Apakah debu vulkanik menumpuk di landasan? “Tidak, setiap hari kami melakukan pembersihan,” tukasnya.
Agus, salah satu pemantau dari pos pantauan Gunung Merapi Balerante, mengatakan, hingga pagi ini Merapi masih menyemburkan awan panas.
“Sekarang kawahnya sudah terbuka lebar jadi terus-terusan keluar awan panas. Sebagian kecil awan turun. Sebagian besar membumbung tinggi bergerak ke arah barat daya,” jelas dia ketika dihubungi.
Seperti diberitakan, selain melumpuhkan penerbangan, letusan Merapi yang berkali-kali sejak pekan lalu melumpuhkan perekonomian di daerah radius sekitar 20 kilometer dari puncak Merapi.
Sebagian besar warga di radius itu mengungsi sesuai arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementrian ESDM.
Akibatnya, pasar, warung makan, pertokoan, warung klontong di perkampungan tutup. Warga yang masih bertahan di sekitar radius 20 kilometer harus menuju lima kilometer menjauh dari Merapi untuk mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Sumber: kompas.com