Nasib apes menimpa I Putu Ery Muliastawan (17), pelajar kelas III SMA PGRI 1 Amlapura. Dia dianiaya dengan cara perutnya dipukul satu kali oleh oknum polisi TP (56), Senin (26/6) lalu. Perut korban anak seorang Perbekel Desa Pesedahan, Manggis, Karangasem itu menderita sakit dan terpaksa menjalani rawat inap (opname) di RSUD Karangasem sejak Senin itu.
Korban hingga Rabu (28/7) kemarin, masih menjalani perawatan di Sal Cempaka No 1. Korban didampingi ibu dan ayahnya Ir. I Wayan Astawa, mengatakan dia masuk RSUD sejak usai dipukul Senin lalu pukul 13.30 wita. Gara-garanya, korban yang sama-sama mengendarai sepeda motor serempetan di simpang tiga Abang, tepatnya di depan Makodim 1623 Karangasem.
Korban mengatakan dia datang dari arah barat, beriringan dengan oknum polisi tersebut. Oknum polisi diduga ragu-ragu di depan lampu lalu lintas, apakah hendak meluncur lurus ke arah Kota Amlapura ataukah belok ke arah Paya.
Sementara, korban belok kiri ke arah Paya hendak ke rumah temannya. Korban mengaku sudah menyalakan lampu sein (tanda belok kiri). Namun secara mendadak, oknum polisi TP juga belok kiri, sehingga terjadi serempetan.
Meski tak sampai jatuh, oknum polisi yang tak mengenakan pakaian dinas itu meminta korban berhenti. Korban menuruti dan diminta menunjukkan SIM (Surat Izin Mengemudi). Korban memperlihatkan SIM. Namun kata korban, dia disalahkan dan tanpa alasan jelas korban dipukul satu kali dengan tangan kanan mengepal ke arah perut. Korban pun merasakan perutnya sakit dan mual dengan mata berkunang-kunang. ”Saat itu, saya tak kuat berdiri. Saya langsung duduk di trotoar. Sementara pelaku meninggalkan korban begitu saja. Saya ditolong seorang ibu-ibu pedagang buah di kios sebelah TKP dan diberikan minum air putih,” ujarnya.
Tak Dibuatkan STBL
Dia sempat menghubungi seorang teman sekolahnya dan lantas diantar melapor ke Mapolsektif Karangasem. Namun, laporannya lama tak dibuatkan surat tanda bukti laporan (STBL). Korban lantas menghubungi ayahnya. Korban diantar ke rumah sakit untuk dirawat dan minta visum. Karena kesal, ayah korban Astawa memilih langsung melapor ke Bagian Provost Polres Karangasem. Laporannya diterima dengan STBL No: TBL/107/VII/2010/Bali/Polres Karangasem, tertanggal 27 Juli dan ditandatangani KSPK 1 Ipda I Wayan Karsi.
Dokter yang memerika anaknya, kata Astawa, korban menderita trauma tumpul abdomen (luka dalam di perut) dan harus menjalani rawat inap. Korban mengatakan sejak terkena bogem oknum TP itu, dia merasakan perutnya sakit. Beberapa kali perutnya mual, nyeri dan muntah-muntah. Kemarin masih menjalani perawatan, sehingga tak bisa masuk sekolah.
Di pihak lain, Pahumas Polres Karangasem AKP IW Suratha seizin Kapolres mengatakan pihaknya belum mengetahui kasus pemukulan seorang korban pelajar oleh oknum anggota polisi TP. ”Saya belum tahu dan belum menerima informasinya,” ujarnya.
Sementara, ayah korban Astawa berharap kepolisian memroses kasus itu secara adil dan transparan. Dia minta jangan sampai karena pelakunya anggota polisi, lantas kasusnya dibekukan yang justru bakal mencoreng citra lembaga kepolisian secara keseluruhan. Astawa mengatakan belum ada dari pihak pelaku menghubungi atas pemukulan anaknya.
Saat melapor ke Mapolres dan dirinya ditanyai anggota polisi lainnya, Astawa mengatakan anaknya ada masalah dengan oknum polisi TP. Saat itu, pelaku nyeletuk, bahwa bermasalah dengan dia (pelaku-red). Pelaku membantah memukul korban, tetapi hanya memegang perut korban.
sumber: balipost.com