Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin, Ahad pagi (7/10) mengunjungi pengungsi letusan gunung Merapi di SMK Muhammadiyah 2 Tempel, Sleman dan Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Muntilan, Magelang. Pada kunjungan kali ini Din – panggilan akrabnya- membawa bingkisan 400 paket alat kesehatan yang diadakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) atas dana yang digalang LAZIS Muhammadiyah.
Pada kunjungan kali ini Din menanyakan kesehatan para pengungsi, ia menanyakan bagaimana pelayanan di pengungsian dan juga mengajak untuk berdoa bersama agar Gunung Merapi meski belum ada tanda-tanda penurunan aktifitas, namun tidak mengakibatkan korban jiwa lagi.
Din ketika mengunjungi pengungsi di Pondok Pesantren Darul Arqom sempat mengajak anak-anak yang ada di pengungsian bermain. Bahkan, Ketua PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman yang ikut mendampingi sempat memimpin anak-anak di pengungsian untuk bernyanyi bersama dan meneriakkan yel-yel yang membuat mereka bergembira, di depan orang tua mereka.
MDMC kali ini menyiapkan paket alat kesehatan seperti handuk, pasta gigi, sikat gigi, dan sabun mandi berkaitan dengan assessment kebutuhan mendesak dari pengungsi yang kemudian menyimpulkan bahwa tidak memiliki barang-barang tersebut. Apalagi sebagian pengungsi yang memang menjadi pengungsi kali pertama setelah erupsi Kamis malam (4/10) sehingga area aman mundur dari di luar 15 kilometer menjadi di luar 20 kilometer, terhitung dari puncak Gunung Merapi.
Muhammadiyah mengelola barak-barak pengungsian dengan membuka amal usaha Muhammadiyah di luar area bahaya 20 km dari pusat erupsi. Salah satunya yang terbesar adalah dengan dibukanya Plaza Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi area pengungsian dengan kapasitas maksimal sekitar 1.000 orang. Warga Muhammadiyah di sebagian wilayah Kabupaten Sleman yang aman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul di bawah koordinasi Posko Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta dimobilisasi untuk mengerahkan sumber daya dalam membantu para pengungsi. Demikian juga dengan Muhammadiyah di Wilayah Jawa Tengah.
MDMC telah menyiapkan tim kesehatan RS Muhammadiyah dari DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah untuk mendampingi tempat para pengungsi tersebut. Selain itu 40 Tim Psikososial juga telah bersagai untuk mendapingi para pengungsi. Tim ini akan menjadi tim inti dan kemudian membentuk kelompok-kelompok pendamping psikososial dari mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Angkatan Muda Muhammadiyah. (Affan)