Puluhan wartawan cetak dan elektronik di Gorontalo menggelar malam renungan atas tewasnya Ridwan Salamun, kontributor SUN TV Ambon.
Aksi yang digelar di bundaran Tugu Saronde, pusat Kota Gorontalo, Minggu (22/8/2010) malam, ditandai dengan menyalakan puluhan lilin, juga orasi mengutuk kekerasan pers yang masih kerap saja terjadi.
Selain itu, kalangan pers yang tergabung dalam komunitas pekerja media Gorontalo juga membacakan puisi serta surat pernyataan mengecam kekerasan terhadap pekerja pers di Indonesia.
Di depan foto Ridwan Salamun yang ditempelkan pada sehelai kertas, para pewarta Gorontalo ini juga meletakkan kartu pers dan alat jurnalistik mereka, seperti kamera, radio perekam serta buku dan pena, sebagai penghormatan terhadap kontributor SUN TV Ambon tersebut.
“Kekerasan terhadap pers, siapapun pelakunya, harus diusut sampai tuntas dan diadili,” ujar Zaenal Ahmad, kontributor SUN TV Gorontalo, saat membacakan pernyataan sikap.
Seluruh pekerja pers di Gorontalo, dalam aksi itu, juga menyatakan turut berduka dan berbelasungkawa kepada pihak keluarga Ridwan Salamun.
Aksi simpatik yang berjalan tertib dan lancar itu juga ditandai dengan pengibaran bendera setengah tiang. Sebelumnya, pada Minggu sore, di tempat yang sama juga digelar orasi serupa oleh para wartawan di Gorontalo.
Kontributor SUN TV Ridwan Salamun tewas Sabtu (21/8/2010) lalu saat meliput bentrok antara warga Kampung Mangon Fiditan dengan warga Dusun Ely Fiditan, Kecamatan Dulla Utara, Kota Tual, Maluku. Ia tewas setelah dianiaya secara mengerikan oleh salah satu kubu yang bentrok.
Sumber: kompas.com