Sungai Cikarang yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dengan Bekasi meluap pada Rabu (15/9). Luapan sungai ini menghanyutkan enam orang dan satu di antaranya tewas, yakni Teguh Hidayat, warga Kampung Tegal RT 04/02, Desa Jatisari, Kecamatan Cileungsi. Sedangkan lima pemuda lainnya yakni Badru (18), Hamid (18), Dede Sopian (18) Asep (18) dan Dede Anom (18) selamat dari maut. Kemarin, jasad Teguh baru ditemukan sekitar sepuluh kilometer dari lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun, keenam pemuda ini bermain di bantaran sungai menggunakan perahu rakit dari batang pisang. Bak rafting, mereka menyusuri sungai tersebut meski hujan turun deras. Saat asyik menjelajah sungai inilah, arus sungai semakin membesar menggulung batang pisang yang mereka tumpangi.
Empat pemuda berhasil menyelamatkan diri, namun sial bagi Teguh Hidayat (18) dan Asep bin Udin (18). Keduanya terseret arus sungai hampir sejauh satu kilometer. Saat ditemukan, Asep mengalami luka parah dan hingga tadi malam masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Thamrin, Cileungsi. Sedangkan Teguh hilang ditelan arus sungai hingga wilayah Kabupaten Bekasi. Saat ditemukan, ia sudah tak bernyawa.
“Saat air bah, keenam pemuda ini berusaha menyelamatkan diri, namun Teguh tak bisa berenang hingga terseret arus sungai yang deras,” kata tokoh pemuda setempat, Dedi Hidayat, kemarin.
Sungai Cikarang ini merupakan sungai pertemuan antara sungai Cipatujah dari arah Kabupaten Karawang dan Sungai Cibodang dari Kecamatan Jonggol. Teguh sempat hilang dan terbawa arus hampir 2 x 24 jam. Kerabat dan warga sekitar Kampung Tegal bersama tim Search and Rescue (SAR) Brimob Kedunghalang, Polsek serta Pol PP berusaha mencari. Setelah melakukan penyisiran, akhirnya jasad korban ditemukan pukul 15:00 di samping Pondok Pesantren Al Fikri.
“Jarak ditemukannya jasad dengan lokasi kejadian di Kampung Tegal sekitar sepuluh kilometer,” jelas saksi mata Ahmad.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti kediaman Taufiq Hidayat dan Elyani, orangtua Teguh Hidayat di Kampung Tegal, RT 04/02, Desa Jatisari, Kecamatan Cileungsi. Ayah Teguh, Taufiq Hidayat sangat kehilangan atas kejadian itu.
“Kami mengikhlaskan kepergian Teguh, mungkin nasibnya harus seperti ini,” kata Taufiq usai melakukan tahlilan, tadi malam.
Berdasarkan hasil visum, tak ada luka robek atau patah di tubuh anak keempatnya itu. Putranya hanya mengalami lecet-lecet di bagian hidung dan kepala.
Dia menceritakan, sebelum anaknya meninggal, ia mendapat firasat aneh. “Saya bermimpi didatangi bidadari, mungkin itu sebuah pertanda,” terangnya seraya mengatakan, anaknya sempat berpesan pada rekan-rekannya agar ditahlilkan di rumahnya. Sehari-hari, Teguh tinggal bersama sang kakek.
Sumber: radar-bogor.co.id