Perairan Sulut dan sekitarnya terus menjadi ajang maneuver pesawat militer. Setelah sejumlah pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger TNI-AU membelah langit Sulut, belum lama ini. Selasa (3/8/2010), giliran sejumlah pesawat intai TNI-AU jenis CN-235 MPA, bersliweran.
Bahkan, kali ini melibatkan Singapura. Pesawat intai TNI-AU itu terbang bersama sejumlah pesawat serupa dari AU Singapura jenis Fokker-50 MPA. Keduanya menggelar latihan bersama pengintaian maritim (maritime surveillance) di atas perairan Sulut. Pukul 08.00 Wita, dalam cuaca mendung, pesawat itu lepas landas dari Lanud Sam Ratulangi.
Sebanyak 21 personel militer kedua negara terlibat latihan dengan target pergerakan kapal-kapal di perairan Sulut. Terinci, 11 personel TNI-AU dari Skuadron V Hasanudin, Makassar, dan 10 personel AU Singapura. Jeda 15 menit setelahnya, dua pesawat lepas landas lagi. Mereka terbang ke wilayah timur Manado.
Dengan tujuan 60 mil dari Manado, atau di udara perairan antara Pulau Halmahera dan Pulau Sulawesi. Selama empat jam, pesawat pabrikan PT IPTN dan Fokker, Belanda, terbang dengan ketinggian 2.00 kaki menembus awan tebal. Total sebanyak 14 target berhasil mereka deteksi selama terbang.
“Cuacanya berawan. Kami sempat masuk dalam awan dan keluar lagi. Kami terus amati target kapal laut. Macam-macam yang ditemukan. Mulai kapal barang hingga kapal nelayan,” ungkap Sutanto, penerbang TNI-AU yang terlibat latihan. Selain mendeteksi, pesawat kedua negara juga saling tukar informasi.
Skenarionya seperti dijelaskan Letkol Yudi Mandega, Komandan Lanud Manado, kedua pesawat mencari target masing-masing. Lalu saling tukar data dan setelah itu tukar area, dan lanjut dengan mencari target yang sudah ditukar tadi. “Kapal difoto dari pesawat,” jelas Yudi.
Selanjutnya, data disampaikan ke pesawat intai AU Singapura, dan sebaliknya. “Mereka tukar area menemukan targetnya,” jelasnya. Semula latihan dijadwalkan dua kali, masing-masing selama dua jam. Namun kondisi cuaca membuat jadwal diubah menjadi sekali namun selama empat jam.
“Kondisi cuaca tidak memungkinkan,” jelas Danlanud. Setelah empat jam berkeliling mengintai pergerakan kapal. Pesawat mendarat pukul 13.00 Wita. Selanjutnya evaluasi dan taklimat singkat. Pasalnya, menurut Yudi, kendati belum menentukan waktunya, latihan bersama menyeluruh segera digelar. “Kalau sekarang (kemarin) latihan surveillance maritim, atau mengasah kemampuan pengintaian,” jelasnya.
sumber: tribunmanado.co.id