Kondisi pertanian dan bendungan di Jawa Barat diperkirakan masih terus terancam hingga 2011 mendatang. Hal itu, karena curah hujan yang terjadi sejak September hingga Januari tahun depan masih tinggi. Hal itu dikatakan Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandung, Annie Hanifah, saat dihubungi Ahad (3/9).
Menurut Annie, sejak September dekade kedua hingga Oktober dekade pertama, Jawa Barat memang sudah memasuki musim hujan. Namun, dia memperkirakan curah hujan yang akan terjadi pada musim hujan kali ini di atas kondisi normal. “Kondisi global seperti La Nina, masih akan terasa pengaruhnya hingga Januari 2011 nanti,” jelasnya.
La Nina sendiri merupakan gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru, di mana mengalami penurunan suhu. La Nina kebalikan El Nino, yaitu gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala La Nina ditandai dengan banyaknya curah hujan meskipun di musim kemarau.
Dia menyebutkan kondisi normal curah hujan di Jawa Barat yang mestinya terjadi pada September lalu adalah 97,1 milimeter. Namun kenyataannya, kata dia, hujan yang terjadi hingga sebanyak 440,4 milimeter. “Ini jauh di atas normal, sehingga bisa mengancam terhadap pertanian,” kata Annie.
Namun, untuk bendungan sendiri, Annie mengaku tergantung batas penampungan airnya. Jika rendah, tentu kondisi hujan yang cukup tinggi juga akan mengancam keberadaan bendungan tersebut.
Lebih lanjut, Annie menjelaskan, curah hujan tersebut, terutama nantinya akan mengancam Bandung bagian selatan. Mengingat dataran di daerah tersebut merupakan dataran rendah. “Misalnya di Balai Indah. Kalau musim hujan air mengalir ke sana, karena memang dataran rendah,” paparnya. “Dan itu sudah setiap tahun terjadi.”
Akan tetapi tidak hanya di bagian selatan saja yang mesti melakukan antisipasi. Pihaknya, kata Annie, juga memprediksi bahwa curah hujan yang tinggi juga terjadi di Bandung bagian Utara. Hal tersebut perlu diwaspadai terutama terhadap tanaman di Bandung secara umum. “Memang alangkah baiknya jika gorong-gorong yang tidak lancar diperbaiki, saluran-saluran air, dan resapan tanah tetap mesti dijaga.”
Sumber: republika.com