Langit mendung, sesekali hujan membasuhi tubuh mereka. Terlihat di antara rintik hujan orang-orang berseragam biru-biru dan putih-birudengan sepatu laras panjang tetap berdiri tegak ketika Sang komando memberikan aba-aba. Itulah sekelumit cerita tentang Security Guard (Satpam-red) dalam menghadiri deklarasi Ikatan Security Guard Indonesia (ISGI) sekaligus memperingati momentum nasional pada 10 Nopember 2009 (Hari Pahlawan), di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Adapun kehadiran mereka adalah sekaligus bercita-cita untuk lebih membaktikan serta mendedikasikan diri mereka kepada nusa dan bangsa melalui deklarasi Ikatan Security Guards Indonesia (ISGI) tersebut.
Dimana dengan tekadnya Ikatan Security Guard Indonesia merupakan langkah awal kebangkitan dan kebanggan bagi mereka yang berprofesi sebagai security guard sebagai ladang kehidupan dan seluruh keluarga demi mendapatkan masa depan dan kehidupan yang lebih sejahtera. Lahirnya deklarasi ISGI adalah sebuah harapan kongrit setelah 3 dekade lebih, profesi security-guards (satpam) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari setiap sendi kehidupan sosial, politik dan perekonomian Indonesia.
“Kebersamaan profesi dari ratusan-ribu security guard Indonesia yang kami himpun ini, akan menjadi fondasi utama dari Ikatan Security Guards Indonesia (ISGI),” tegas Ketua Umum ISGI, Alex Fitaliano, kepada sejumlah wartawan selepas upacara deklarasi ISGI
ISGI yang berangkat dari buah pemikiran beberapa praktisi Indonesia di bidang security/perlindungan asset, merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu yang jauh kongkrit dan terasa langsung faedahnya bagi ratusan-ribu security guards Indonesia yang menjaga, melindungi dan mengamankan selama 24 jam – 7 hari seminggu – 365 hari setahun, di hampir 85% fasilitas –infrastruktur penggerak roda perekonomian nasional.
Selain itu, sejalan dengan program nasional mendorong investasi dan memperkuat kondusivitas iklim usaha di Indonesia, isu tentang Modernisasi Pengamanan Industrial masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan oleh seluruh pemangku kepentingan pengamanan industrial nasional, pemerintah, industry, pelaku usaha jasa pengamanan, professional security, dan berbagai organisasi profesi security yang ada di Indonesia.
Karena selama kurang lebih 3 tahun, beberapa praktisi Indonesia di bidang security/perlindungan asset telah mengadakan berbagai survey, riset, dan pengkajian ilmiah tentang Pengamanan Industrial Indonesia, yang pada akhirnya berkesimpulan bahwa beban terbesar dalam sistim manajemen pengamanan industrial, adalah terletak pada pundak setiap security guard yang bertugas.
“Security Guard merupakan garda paling terdepan yang paling pertama berhadapan dengan inter-aksi resiko yang berpotensi mengganggu kerangka Kamtibmas. Kecanggihan sistim manajemen dan peralatan pengamanan, hanya merupakan instrument komplementer dari setiap kinerja pengamanan industrial yang optimal. Instrumen Vitalnya ada di setiap kualitas SDM Security Guards,” jelas Alex
Hal lain yang juga menjadi dasar pemikiran pendirian ISGI menurut Alex, adalah persiapan dalam menghadapi era perdagangan bebas, dimana nantinya, hampir setiap jenis pekerjaan/profesi di tanah air ini dapat diisi oleh bangsa manapun.
“Profesi Security dan Security Guards di Indonesia harus tetap dijaga, dikembangkan, dan diisi oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, ISGI merasa berkepentingan untuk berperan sesegera mungkin bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) Pengamanan Industrial mendorong profesionalisasi total security-guards Indonesia, agar setiap Indikator Kunci Kinerja security guards dapat lebih disesuaikan lagi dengan karakter bisnis dan usaha wilayah yang dijaga, dilindungi, dan diamankannya,” jelasnya.
Badan Kepengurusan ISGI
Profesi Security-Guards (Satpam) adalah profesi yang sama, sejajar, dan setara dengan profesi-profesi lainnya, baik di mata hukum maupun dalam kehidupan sosial, budaya, dan perekonomian. ISGI juga akan seoptimal mungkin untuk kembali meluruskan dan lebih menjelaskan lagi kepada publik, industri, dan pemerintah, tentang tugas pokok dan fungsi seorang security-guards, agar nantinya tidak terjadi lagi eksploitasi yang berlebihan pada profesi security-guards.
“Kepengurusan Badan Pengurus Pusat ISGI yang baru dibentuk ini, adalah BPP “Pelopor’ ISGI yang akan mendorong keanggotaannya, pendirian Badan-badan Pengurus Daerah/Wilayah di Indonesia, dan mengantarkan ISGI ini untuk mengadakan Musyawarah Nasionalnya dalam waktu dua tahun semenjak berdiri,” ujar Alex.
Sementara itu, ratusan Satpam yang menghadiri deklarasi merasa senang dengan lahirnya keberadaan ISGI. ”Saya sangat berharap banyak kepada ISGI yang nantinya bisa mewadahi orang-orang seperti seprofesi seperti saya ini (security –red), karena selama ini security masih dianggap pekerjaan nomor dua atau terbelakang. Terlebih dengan kesejahteraan Satpam yang masih jauh terbelakang“ ujar Wawan, salah satu satpam yang mengikuti acara deklarasi ISGI. (Heru Lianto)