Aksi pemalangan kampus Unipa oleh massa pendukung salah satu calon bupati dan wakil bupati Manokwari, membuat mahasiswa kelimpungan. Kegiatan perkuliahan sempat terganggu pada pagi kemarin.
Para mahasiswa dan sejumlah dosen yang datang pada pagi harinya terpaksa hanya berdiri di luar pagar kampus dan terlihat kebingungan. Bahkan Rektor UNIPA, Ir Yan P Karafir, MEd juga terlihat diantara kerumunan mahasiswa.
Namun, akhirnya rektor mengambil langkah tegas. Dia memerintahkan para mahasiswa untuk membuka palang itu. Selanjutnya masuk ke dalam halaman kampus untuk mengikuti perkuliahan seperti biasannya.
Di lokasi terpisah, pemalangan di asrama mahasiswa Mansinam yang terletak di Manggoapi juga sudah berakhir. Kayu balok yang digunakan untuk memblokir pintu pagar tersebut sudah dilepas. Aktifitas asrama pun terlihat normal kembali. Namun belum diketahui proses penyelesaian yang terjadi antara pihak-pihak terkait dalam membuka palang yang dilakukan oleh massa pendukung calon bupati dan wakil bupati nomor urut lima tersebut.
“Pemalangan yang dilakukan massa pendukung Cabup-Wabup sangat merugikan pihak kampus maupun penghuni asrama Mansinam. Sebab persoalan yang terjadi ini masalah politik, sehingga apapun yang terjadi selaku orang politik harus menanggung resiko sendiri tanpa melibatkan pihak lainnya, ungkap Ketua Ikatan Mahasiswa Arfak, Yahya Saroi.
Dikatakan, pemalangan yang dilakukan terhadap kampus UNIPA, sama halnya dengan menghambat semua aktivitas perkuliahan yang ada. Padahal mahasiswa merupakan generasi penerus. Ke depan, dia berharap, jika ada persoalan agar diselesaikan dengan cara musyawarah. Cara dialog harus dilakukan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Sumber: jpnn.com