Polisi hingga saat ini belum bisa memecahkan misteri tewasnya Mahput Yulianto, yang ditemukan membusuk dengan kondisi wajah menghitam dan bengkak di tepi Dam Mukakuning, Minggu (8/8) lalu. Namun , untuk sementara polisi baru bisa menyimpulkan tidak terjadi adanya unsur perampokan terhadap pria kelahiran Surabaya 19 tahun lalu itu. ”Dompet serta ponselnya masih ada dan kita temukan di tubuhnya,” ujar Kapolsek Seibeduk AKP Arwin A Wientama menanggapi perkembangan penyelidikan kasus tersebut, kemarin.
Kaur Dokkes Polresta Barelang Novita Wahyu Handayani menyebutkan, dari hasil pemeriksaan sementara RSOB, di tubuh korban ditemukan adanya tindak kekerasan. ”Ada luka bekas tusukan di pinggang kanan korban, dan luka tusukan di leher belakang bagian kiri,” ujarnya di RSOB, Sekupang. Kondisi mayat korban sendiri sudah mengalami pembusukan dari aroma yang ditimbulkan dan wajah serta bola matanya sudah mengelupas.
Namun, Novi belum bisa menyebut korban merupakan korban pembunuhan. ”Tapi luka yang ada di pinggang kanan dan leher belakang bagian kirinya memperlihatkan itu luka karena tusukan benda tajam. Bisa akibat dirampok ataupun perampasan. Pasalnya motor Suzuki Satria yang baru dipakainya kurang lebih empat bulan juga lenyap,” ujarnya.
Polisi telah memeriksa beberapa saksi termasuk Didi Supardi, 51, warga Sidomulyo, Tembesi yang pertama kali melihat jasad korban yang saat itu menggunakan kaos putih dipadu celana biru gelap serta kaos kaki melekat di kakinya. Yulianto ditemukan tewas dalam kondisi kaki hingga dada mayat terendam di air. Sementara dada hingga ke kepala tergeletak di bibir dam.
Meninggal Tak Wajar
Sosok mayat yang ditemukan membusuk di tepi Dam Mukakuning, sekitar 500 meter dari jalan raya, malam itu dipastikan Mahput Yunianto, warga Kavling Sagulung Mandiri, Blok B1 nomor 9, Sagulung. Korban merupakan putra pertama pasangan Hadi Prayetno dan Sulystiowati, karyawan PT Amtek Plastik Batam Centre. ”Dia (korban, red) keluar rumah Kamis (5/8) sore, mau pergi kerja pakai motor Satria BP 6117,” ujar Joko, paman korban.
Sejak itu, kata Joko, korban tak kunjung pulang. Bahkan ponselnya pun sudah tidak aktif lagi. Segala upaya pencarian sudah dilakukan, tapi Mahput tak kunjung ketemu. Selama masa pencarian, Joko mengaku belum sempat melaporkan kehilangan korban ke polisi. ”Kita baru tahu tadi pagi kalau Mahput sudah meninggal, saat baca koran,” sebut Joko. Menurut Joko, korban adalah pemuda yang pendiam dan tak punya masalah dengan siapapun. ”Dia juga kurang bergaul,” ujarnya.
Sumber: batampos.co.id