Kebutuhan kayu untuk pembangunan hunian sementara dan permukiman penduduk yang akan direlokasi setelah dihantam tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, akan diambilkan dari persediaan di Kota Padang, Sumatera Barat.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Senin (15/11/2010) malam mengatakan hal itu saat berkunjung ke Kota Padang bersama Menko Kesra Agung Laksono dan memberikan pemaparan di auditorium Gubernuran Sumatera Barat.
“Kebutuhan kayu yang selama ini dibutuhkan masih dikirim dari Padang. Dibeli di sini (Padang) dikirim menuju ke sana (Mentawai),” ujar Djoko.
Ia mengatakan, kayu-kayu dari Mentawai hanya akan dipergunakan yang sisa-sisanya saja. “Kalau kayu lokal di sana ada itu bisa dimanfaatakan. Kalau memang di sana (Mentawai) ada, sisa-sisa ada apa namanya, cadangan, kayu untuk dipakai, ya dibeli,” kata Djoko.
Menurut Djoko, pihaknya akan melihat apakah kayu-kayu di Mentawai bisa dipergunakan. Disinggung soal keberadaan dua perusahaan pemegang konsesi Hak Penguasaan Hutan (HPH) yakni PT Minas Pagai Lumber dan PT Salaki Summa Sejahtera, Djoko mengatakan, peranan kedua perusahaan itu dalam pembangunan kembali Mentawai usai tsunami belum dibicarakan.
PT Minas Pagai Lumber beroperasi sejak 1972 dan pada 1995 diperpanjang kembali izinnya dengan luas areal konsesi mencapai 83.330 hektar atau lebih dari setengah luasan Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang hanya mencapai 1521,55 kilometer persegi.
Sumber: kompas.com