Rekonstruksi pembunuhan Maharani, 15, warga Jalan Bujang Taro Parit Timur Sungai Rengas siswi kelas IX SMP Negeri 2 Sungai Berembang Kecamatan Sungai Kakap mengundang emosi pihak keluarga. Dengan berupaya mendekati pelaku sewaktu menjalani rekonstruksi, Kamis (25/11) petang. Suasana langsung menjadi tegang. Polisi berupaya mengamankan pelaku dengan memberikan pengawalan ketat. Mencegah kejadian terburuk. Usai rekonstruksi berlansung. Selama rekonstruksi hanya tersangka, polisi dan wartawan yang diperkenankan mendekati lokasi reka ulang.
Pintu pagar menuju lokasi eksekusi pembunuhan dipagari garis polisi. Sementara warga setempat berusah ingin masuk menyaksikan langsung proses rekonstruksi. Sempat terjadi dorongan antara polisi dengan masyarakat. Namun situasi tetap mampu dikendalikan. “Pelaku harus dihukum mati. Menghilangkan nyawa orang lain harus dipertanggungjawabkan. Untuk menjawab rasa keadilan,” kata Rukayah, 46, nenek korban penuh emosi. Bahkan, dirinya sempat ingin menghadang mobil polisi yang mengangkut tersangka selepas rekonstruksi untuk kembali ketahanan. Aparat kepolisian meminta dia bersabar dan berusaha ingin menenangkan.
Agar suasana tidak bertambah keruh dan memancing keadaan. Menghindari bakal kemungkinan peristiwa yang tidak diinginkan. Mengingat warga yang memadati lokasi rekonstruksi diperkirakan mencapai ribuan. Sepanjang Jalan Komyos Soedarso macet total. Keluarga korban juga merasa kecewa dengan polisi. Karena tidak diperkenankan melihat wajah tersangka. Mereka ingin meratapi wajah pelaku yang sudah menghabisi nyawa korban. “Kami itu mau lihat wajah pelaku. Saya belum pernah wajahnya,” kata Basri, bapak korban. Namun dia tampak lebih tegar. Suasana mulai menjadi tegang saat reka ulang untuk adegan terakhir. Pasalnya, pelaku digambarkan mengendarai sepeda motor keluar pintu lokasi pembuangan mayat. Semula awal rekonstruksi keadaan sangat sepi.
Warga belum ramai memadati lokasi tersebut. Kehadiran mereka berangsur ramai ditengah perjalanan adegan rekonstruksi. Hal itu menjadi pertimbangan lain bagi aparat kepolisian tidak menggelar rekonstruksi tempat pelaku menjemput korban. “Kita memperhatikan keamanan,” kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak. Selama rekonstruksi sebanyak 12 adegan yang diperagakan. Mulai pelaku membawa korban masuk ke lokasi tempat pembuangan hingga nyawa korban dihabisi. Dalam reka ulang tergambar tersangka menggunakan tali sepatu menjerat leher korban. Saat itu posisi korban telah jatuh dari sepeda motor. Lalu pelaku melorotkan celana korban dan membalik tubuhnya hingga berposisi tertelungkup. Telepon genggam korban ikut diambil pelaku. Sebelum beranjak pulang dan meninggalkan korban.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak Komisaris Sunario menegaskan seluruh adegan rekonstruksi telah sesuai BAP tersangka. Sekaligus menambahkan, pada korban tidak ditemukan kekerasan seksual. Sementara penguasaan telepon genggam oleh tersangka merupakan upaya untuk menghilangkan jejak. “Motif pembunuhan, tersangka jengkel dengan korban yang menolak diajak berkencan,” kata Kasat. Proses rekonstruksi dijaga ketat aparat kepolisian. Adapun yang ikut ambil bagian dalam pengamanan, yakni satuan serse, Dalmas, Intel, lantas dengan diback up Polsek Pontianak Barat.
Sumber: pontianakpost.com