Gara-gara digigit tikus, seorang warga Gianyar, Bali harus dirawat intensif di sel isolasi Nusa Indah, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali.
Tim dokter RSUP Sanglah mendiagnosis pasien bernama Komang Sudiarta (40), warga Banjar/Desa Serongga, ini terserang penyakit rabies.
Akan tetapi, sejauh ini tim dokter belum bisa memastikan apakah dugaan rabies itu karena gigitan tikus tersebut. Tim penanggulangan rabies RSUP Sanglah Denpasar, dr IGB Ken Wirasandhi mengatakan, pasien belum mengaku bahwa sebelumnya memiliki riwayat gigitan anjing,
Sejauh ini, pasien baru mencapai fase 2 suspect rabies, gejalanya kesemutan pada sekujur tubuh. “Sejauh ini, gejala klinis rabies belum terlihat. Semoga saja bukan rabies,” ujar Ken di RSUP Sanglah Denpasar, Rabu (24/11/2010).
Ken Wirasandhi menambahkan, sampai saat ini belum ada kasus rabies yang disebabkan oleh gigitan tikus maupun hewan selain anjing. Namun secara teori, tikus termasuk golongan hewan berdarah panas, berkuku dan bertelinga sehingga memiliki potensi untuk menularkan rabies.
“Jika kasus gigitan tikus sudah menimbulkan keluhan seperti itu, kita harus respek dan cepat tanggap,” jelasnya. Namun Ken Wirasandhi juga meminta masyarakat jangan panik dan tetap mengikuti prosedur pencegahan rabies jika mengalami gigitan, baik itu anjing maupun hewan lain yang berpotensi menularkan rabies.
Salah satu yang paling mudah adalah membersihkan bekas luka gigitan dengan sabun atau deterjen.
Sumber: kompas.com