Ketua Yayasan Payung Negeri Aceh Darussalam, Drs Syamsul Bahri, berjanji perpanjangan izin kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Medika Seramoe Barat, Meulaboh, sebulan lagi akan keluar.
Penjelasan itu disampaikan Syamsul Bahri dalam pertemuan dengan para orang tua dan mahasiswa STIKes Medika Seramoe Barat, Meulaboh, di gedung DPRK, Senin (6/12). Pertemuan lanjutan itu dipimpinan Wakil Ketua DPRK Aceh Barat, Masrizal SSi dan hadir seluruh anggota Komisi D DPRK membidangi pendidikan. Selain Ketua Yayasan Payung Negeri, juga hadir Ketua STIKes, Baharuddin SKM serta sejumlah dosen STIKes, Kadis Kesehatan Aceh Barat, dr Said Syuherman, serta pejabat Dinas Pendidikan setempat.
Menurut Syamsul, izin tersebut sudah lama diurus sebelum izin dasar mati pada Mei 2010 lalu. Akan tetapi ada hal yang menyebabkan izin perpanjangan belum keluar, akan tetapi sekarang sudah mengalami kemajuan yang mengembirakan, sehingga dalam waktu sebulan ini perpanjangan izin sudah keluar. “Paling telat bulan Januari 2011 sudah keluar,” ujar Syamsul.
Ia meminta aktivitas STIKes yang selama ini lumpuh karena disegel agar segera dihentikan dan kepada mahasiswa agar kuliah dapat dilaksanakan seperti biasa. Sebab, dalam waktu dekat akan digelar ujian sehingga mahasiswa tak rugi. Katanya, sembari menunggu izin perpanjangan itu keluar, kampus STIKes juga legal, sebab ada izin dasar.
Sebelumnya, sejumlah orang tua mahasiswa dalam pertemuan itu menyampaikan keresahan terhadap nasib anaknya apalagi selama ini sudah sangat banyak uang dikeluarkan, sehingga yayasan harus bertanggung jawab. “Kalau memang sudah ada kejelasan para orang tua sangat gembira, dan terhadap penyegelan yang dilakukan selama ini akan kita hentikan,” ujar Abubar, seorang orang tua mahasiswa.
Ketua Komisi D DPRK Aceh Barat, Zaenal Abidin SSi mengatakan, bahwa pertemuan di DPRK ini diharapkan yang terakhir, sebab persoalan masalah izin ini sudah berulang kali timbul gejolak dari mahasiswa. Apalagi Ketua Yayasan Payung Negeri sudah berulang kali dipanggil dan tidak memenuhi panggilan. Begitu juga terhadap ada persoalan internal antara yayasan dan pengelola harus segera diselesaikan sehingga tak berlarut. Akhir pertemuan itu disepakati pada Rabu (8/12) para orang tua, mahasiswa, serta yayasan direncanakan akan membuka segel kampus.
Sumber: serambinews.com