Korban puting beliung di Pontianak terlupakan. Bencana alam yang merusak rumah korban luput dari perhatian dari donatur berhati mulia. Berbeda dengan erupsi Merapi di Yogyakarta dan tsunami di Mentawai. Orang-orang berlomba-lomba untuk memungut sumbangan di traffic light atau di titik-titik tertentu. Posko-posko bantuan juga menjamur. Sekolah-sekolah berlomba-lomba mengajak siswanya mendonasikan uang saku untuk Mentawai dan Yogyakarta. Situasi ironis sedang terjadi di Kota Khatulistiwa ini. Puting beliung di Pontianak benar-benar kalah pamor dari erupsi Merapi dan tsunami Mentawai.
Hingga hari kesepuluh, korban puting beliung di Pontianak Timur masih bertahan di pengungsian. Rumah mereka belum diperbaiki karena ketiadaan dana. Ibrahim, misalnya, warga Gang Sumi Sumping Jalan Tanjung Raya II itu masih mendirikan tenda di bekas rumahnya yang porak poranda diterjang puting beliung. Rumahnya roboh hanya menyisakan lantai bangunan yang tidak ikut melayang kena tiupan angin. “Tadi malam (Sabtu malam) kena hujan. Semua basah. Tenda tak mampu membendung tadahan air hujan. Tapi sudah keadaan namanya,” kata Ibrahim, Minggu (28/11). Sebagai orangtua, dia mengkhawatirkan kondisi tiga anaknya. Mereka semua ikut bertahan ditenda hingga kemarin malam.
Ibrahim menambahkan, akibat puting beliung yang tersisa hanya pakaian. Sementara perabot rumah ikut hancur. Seperti televisi, VCD, dan lemari akibat tertimpa bangunan rumah yang roboh. Jika ditaksir, Ibrahim mengalami kerugian hingga Rp100 juta. Hitungan termasuk fisik bangunan.Pekerjaan sebagai tukang bangunan membuat Ibrahim harus menunggu waktu lama buat mampu membangun kembali kediaman yang hancur jika mengkalkulasikan dengan pendapatan yang diperoleh secara harian. Belum termasuk biaya buat menutupi kebutuhan hidup perhari dan biaya sekolah anak. Ketiga anak Ibrahim masih usia sekolah. Ada yang duduk dibangku SMA, SMP dan SD. Sedang usia Ibrahim sudah tergolong tidak muda, yakni 52 tahun.
Ketika disinggung soal bantuan, Ibrahim menyampaikan material bangunan paling diharapkan. Agar dapat dengan segera membangun kembali rumah yang telah roboh. Baik dari pemerintah maupun pihak kalangan dermawan. Menurut informasi Ibrahim, hingga hari kesepuluh belum pernah bantuan pemerintah datang berbentuk material bangunan. “Tapi kalau bantuan beras ada, dari Pak Camat waktu hari kejadian. Habis itu tidak ada lagi,” kata Ibrahim.Di lokasi terpisah warga Gang Nusa Indah Kelurahan Bangka Belitung Laut Kecamatan Pontianak Tenggara, korban puting beliung masih bertahan di pengungsian. Karena mengalami nasib serupa dengan Ibrahim. Hal itu dikemukakan ketua RT setempat, Abdulhadi. “Keluarga Lim Tek Sim masih mengungsi,” kata dia. Menurut Abdulhadi, bantuan material bangunan dari pemerintah belum warganya dapatkan. Meskipun sebentulnya mereka ingin segera memperbaiki kediaman yang rusak ringan maupun parah.
Sumber: pontianakpost.com