Di halaman belakang sisi timur Baltimore. Seperti ciri khas musim panas pada umumnya, ada sekelompok orang yang sedang mengadakan pesta barbecue dan seorang DJ memutar lagu favoritnya, sementara panggangan barbecue menyala semakin panas. Di mana orang-orang tertawa, anak-anak bermain. Demikianlah gambaran suasana di acara tersebut, yang diselenggarakan untuk menghormati dua orang yang tewas di jalanan setahun sebelumnya, berjalan dengan baik, yakni Donell Rogers dan Quinton Hogan
Tetapi, kekerasan yang membawa kehidupan Donell Rogers dan Quinton Hogan rupanya kembali mengganggu kenangan mereka. Setidaknya satu penembak bersenjata dengan senjata semi-otomatis membunuh 12 orang, termasuk seorang wanita hamil berusia 23 tahun dan seorang anak berusia 2 tahun. Sepanjang malam itu terlihat enam orang lebih ditembak di sekitar daerah tersebut dan dua di antaranya meninggal. Seorang pria telah didakwa di salah satu penembakan, tetapi tidak jelas apakah itu berhubungan dengan peristiwa tersebut atau tidak. Demikian yang dilansir website time.com
Pihak yang berwenang telah menggambarkan kejadian tersebut berkaitan dengan kejahatan geng. Tetapi kantor pengacara kota Baltimore belum mengkonfirmasi bahwa sebenarnya itu adalah penembakan geng. Tidak ada bisnis geng yang sedang ditransaksikan, hal ini tampak dari tidak banyaknya yang terlibat narkoba. Kekerasan tersebut sepertinya berasal dari pola balas dendam selama setahun di antara dua “geng” yang terlibat dalam penjualan narkoba. Masing-masing saling bertikai karena penculikan dua adik laki-laki yang dihubungkan dengan salah satu kelompok. Setidaknya terdapat lima kasus pembunuhan yang diyakini menjadi bagian dari rantai tersebut.
Kejahatan yang disebabkan kekerasan antar geng telah meningkat bahkan sejak kejahatan secara keseluruhan di tingkat nasional mengalami penurunan (turun 2,5% di tahun 2008 dari tahun sebelumnya). Namun, bukannya melihat insiden seperti itu karena perintah dari pimpinan geng, beberapa ahli justru mulai melihat mereka sebagai produk budaya dari permusuhan jalanan, dendam, dan kekerasan yang mengambil keuntungan dari lawan, yang meskipun mereka bukan sebuah geng, tetapi aktivitas mereka meliputi apa yang sering disebut sebagai “geng” yang sebenarnya.
Pada bulan Februari, laporan Penilaian Ancaman Geng Nasional (National Gang Threat Assessment), yang dirilis oleh Departemen Kehakiman, menyimpulkan bahwa ada 20.000 geng jalanan, geng penjara dan geng sepeda motor di negeri ini, dengan sekitar 1 juta anggota. Dalam beberapa komunitas, kata laporan itu, 80% dari kejahatan adalah aktivitas geng. Selain itu, 58% dari lembaga penegak hukum melihat peningkatan aktivitas geng di tahun 2008, naik dari 45% pada tahun 2004.
Namun secara sederhana sebutan untuk kejahatan geng tidak menjelaskan apa yang terjadi di jalanan. Ahli hukum kriminal mulai percaya bahwa mayoritas kekerasan bukan hasil dari pengarahan hirarki geng formal, melainkan bahwa itu adalah hasil prilaku antara kelompok-kelompok lingkungan yang lebih kecil yang dapat dimulai dari apapun mulai dari penculikan, seperti pada kasus Baltimore, yang hanya karena memandang sinis wajah saingannya. Sebuah perkelahian antar orang muda dapat meningkat ke tembak-menembak jalanan, akhirnya mengarah pada membunuh orang-orang yang mungkin atau tidak mungkin terlibat, termasuk para pengamat yang tidak bersalah.
“Orang-orang berpikir bahwa mereka telah diatur dan sebagian lagi berpikir mereka mencari uang di jalanan, tetapi sebagian besar semua itu salah. Yang biasanya Anda temukan adalah kelompok yang tidak satupun sesuai dengan uraian di atas,” kata David Kennedy, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Kejahatan di Universitas John Jay Hukum Kriminal
Ia menambahkan, “Apa yang Anda tahu tidak sesuai dengan prasangka orang-orang, dan itu masih sangat nyata.”
Kennedy menyebut fenomena “aktivitas jalanan tak berbentuk” ini dengan tiga tingkatan. Yang pertama adalah penjahat kecil-kecilan yang mungkin atau mungkin tidak memiliki afiliasi geng. Lalu ada geng yang sebenarnya seperti Crips, Bloods dan MS-13, yang anggotanya memakai pakaian warna-warni, menggunakan tanda di tangan dan melakukan pengintaian. Pada tingkat tertinggi adalah kejahatan terorganisir seperti mafia, yang secara luas menghindari kekerasan (sampai dianggap perlu), karena itu buruk bagi bisnis mereka.
Selain itu, Kennedy mengatakan bahwa sebagian besar kejahatan itu terjadi pada tingkat antara penjahat kecil dan preman yang tidak terstruktur secara formal dan merupakan bagian terbesar dari kekerasan di kota-kota seperti Baltimore.
“Mereka tidak saling membunuh karena uang atau wilayah,” katanya.
“Mereka saling membunuh atas kehormatan dan dendam,” tambahnya.
Sementara kelompok-kelompok yang lebih kecil, efeknya sangat luas. Sebuah studi di Cincinnati, di mana Kennedy ikut berpartisipasi, menemukan bahwa “kelompok jalanan” berjumlah tiga per sepuluh dari 1% penduduk kota, tapi terhubung dengan 75% dari kasus pembunuhant. Kennedy memperkirakan bahwa dari 14.831 pembunuhan nasional yang dihitung di Uniform Crime Report FBI, setengahnya digerakkan oleh kelompok-kelompok ini.
“Kode jalanan mengatakan jika Anda tidak dihargai, Anda harus menyakiti seseorang,” jelasnya. “Itu adalah pengaruh yang paling kuat di luar sana.”
T. Margaret Burns, juru bicara kantor kejaksaan kota Baltimore, mengatakan bahwa melihat insiden seperti kasus Baltimore hanya sebagai kekerasan geng adalah cara mudah untuk membuang masalah.
“Sangat mudah untuk menenangkan orang dan berkata ini adalah dua geng yang bermusuhan,” katanya.
Lalu bagaimana solusinya dalam mengatasi kejahatan geng di negeri tersebut? Tunggu artikel selanjutnya di SWATT Online bagian kedua. Salam
foto : time.com