Para pejabat meninggalkan Taman Monumen Perdamaian Hiroshima setelah peringatan ke 65 dari jatuhnya bom atom pertama dunia di Hiroshima. Duta Besar AS untuk Jepang, John Roos, merupakan salah satu pejabat yang hadir bersama dengan diplomat dari Britania dan Perancis
Jepang memperingati korban bom atom yang menghancurkan Hiroshima 65 tahun yang lalu. Di mana serangan Amerika Serikat pada tahun 1945 silam telah berperan dalam mengakhiri Perang Dunia II. Sejak itu, pada setiap pada 6 Agustus, sebuah gema muram dari lonceng kuil menggema melalui Taman Monumen Perdamaian Hiroshima.
Jepang merupakan satu-satunya negara yang pernah diserang dengan bom atom. Di mana lebih dari 140.000 orang tewas seketika di Hiroshima atau meninggal setelah serangan AS. Lalu tiga hari kemudian, pesawat Amerika menjatuhkan bom atom kedua di Nagasaki, menewaskan lebih dari 70.000 orang. Dan Jepang pun menyerah pada 14 Agustus 1945.
Sadae Kasaoka (77) adalah salah satu yang selamat dari ledakan Hiroshima.
“Mimpi, harapan dan tubuh mereka semua tewas oleh bom itu, dan saya merasa seperti saya bisa melihat semangat mereka. Saya ingin menjalani hidup saya untuk menebus bagian dari yang mereka tidak bisa lakukan, katanya
” “Saya merasa bahwa peran saya berubah menjadi untuk hidup dan memberitahu semua orang betapa tragis dan sengsaranya situasi yang sebenarnya, ” lanjutnya seperti yang dilansir website voanews.com.
Jepang memandang dirinya sebagai korban dari keputusan Amerika untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Amerika Serikat tidak pernah meminta maaf atas pengeboman tersebut, dan pendapat publik domestik AS menyatakan bahwa itu adalah langkah penting untuk mengakhiri perang.
Stephen Leeper, ketua Yayasan Budaya Perdamaian Hiroshima, mengatakan tidak ada lagi penggunaan senjata atom yang harus terjadi di masa depan.
“Dengan definisi apa pun, mereka (korban pemboman, red) adalah kejahatan perang, jadi saya tidak setuju dengan pemboman tersebut,” tegas Leeper.
“Namun, saya tidak akan membuat isu atas hal itu dengan Amerika atau duta besar atau pejabat pemerintah atau siapapun karena bukan itu intinya. Intinya adalah bagaimana kita menjaga agar hal itu tidak terjadi lagi,” tambahnya
Upacara tahun ini berdiri dari acara peringatan masa lalu dengan kehadiran Duta Besar AS untuk Jepang, John Roos. Ia adalah perwakilan resmi AS pertama yang menghadiri upacara perdamaian di Hiroshima. Departemen Luar Negeri AS hanya mengatakan Mr. Roos mewakili Amerika Serikat untuk menyatakan penyesalan untuk semua korban Perang Dunia II. Selain itu, hadir juga pada upacara tahun ini, Ban Ki-moon, Sekjen pertama PBB.
Mr. Ban mengatakan bahwa ia berharap kehadirannya akan mengirim pesan kuat kepada dunia dan juga memberikan kesempatan untuk mengatasi penderitaan dan keprihatinan dari ratusan ribu yang ketakjuban dan mimpinya adalah untuk melihat dunia bebas senjata nuklir.
Mr. Leeper mengatakan ia hatinya sangat tergetar dengan peringatan ke 65 yang ia hadiri.
“Bersama Duta Besar Roos di sini, dan Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB yang datang ke sini untuk pertama kalinya. Ini adalah Sekretaris Jenderal pertama yang pernah datang ke upacara ini,” katanya.
Tokyo telah sering meminta Washington untuk mengirim utusan ke upacara tahunan. Kehadiran Duta Besar di Hiroshima telah menyebabkan beberapa kontroversi di Amerika Serikat. Jepang pertama kali menyerang Amerika Serikat dengan serangan udara atas Pearl Harbor, Hawaii. Sejak perang berlangsung, banyak orang di Amerika Serikat merasa penggunaan senjata nuklir sebenarnya menyelamatkan nyawa dengan mencegah invasi berdarah Jepang.
Presiden AS Harry Truman memberi perintah untuk menjatuhkan bom. Sejak saat itu, presiden AS tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir, tetapi hanya sebagai pilihan terakhir. Sekarang, Presiden Barack Obama telah menyerukan dunia agar bebas dari senjata.
“Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah konkrit menuju dunia tanpa senjata nuklir,” kata presiden Barack Obama.
“Untuk mengakhiri pemikiran perang dingin, Kami akan mengurangi peran senjata nuklir dalam strategi keamanan nasional, dan mendorong orang lain untuk melakukan hal sama. Jangan salah, selama senjata-senjata ini ada, Amerika Serikat akan menjaga keamanan, keselamatan, dan efektifitas gudang senjata untuk mencegah musuh,” lanjutnya.
Kunjungan oleh Duta Besar Roos, Jumat (06/08), juga memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk hubungan AS-Jepang setelah masa tegang antara dua sekutu yang berasal dari keraguan pemerintah Jepang sebelumnya atas kesepakatan untuk merelokasi pangkalan udara marinir AS yang kontroversial di Okinawa.(evy)
foto : voanews.com