Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menertibkan para pendatang baru yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) alias pelacur, pasca-Lebaran 2010 pada pekan mendatang. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindangan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Kota Surabaya, Sumarno, mengatakan, hingga H+5 Lebaran kali ini belum ada kenaikan jumlah PSK dan mucikari di sejumlah lokalisasi di Surabaya.
“Mungkin pada saat hari normal pekan datang ada kenaikan pendatang baru. Makanya kita akan gelar penertiban,” katanya, Kamis (16/9/2020), di Surabaya.
Menurut dia, lokalisasi yang akan ditertibkan di antaranya Kecamatan Sawahan (Lokalisasi Doly dan Jarak), Kecamatan Benowo (Lokalisasi Moroseneng dan Klakahrejo) serta Kecamatan Krembangan (Lokalisasi Bangunsari dan Kremil). Namun dia, pihaknya tidak mau menyebutkan hari pelaksanaaan penertiban agar penertiban membuahkan hasil maksimal.
“Kami tidak bisa memberitahukan kapan penertiban itu dilaksanakan agar mereka tidak melarikan diri dulu,” katanya.
Jika dalam penertiban tersebut ditemukan adanya pendatang baru, kata dia, maka pihaknya segera memulangkannya ke daerah asal. “Kami tidak akan segan-segan terhadap para pendatang baru itu. Semua sudah sesuai aturan,” tegas Sumarno.
Penertiban tersebut akan melibatkan sejumlah pihak terkait, di antaranya, Bakesbang Linmas, Satpol PP, kecamatan dan kelurahan setempat. Hal sama juga diungkapkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Eko Haryanto. Ia meminta agar pemilik wisma atau mucikari yang menampung PSK baru itu segera mengembalikan ke daerah asalnya.
“Seperti tahun lalu, maka jika kedapatan ada wisma menampung PSK baru, maka pemilik wisma wajib mengembalikannya ke daerah asal. Seluruh biayanya ditanggung sendiri oleh pemilik wisma,” ujarnya.
Kedatangan PSK wajah baru biasanya karena ada PSK yang pulang kampung seiring dengan kebijakan pemkot Surabaya tentang penutupan lokalisasi selama Ramadan, dan saat kembali ke Surabaya membawa teman baru. “Pada tahun lalu ada 11 PSK pendatang baru di wisma Dolly, dan akhirnya dipulangkan oleh pemilik wisma,” kata Eko.
Untuk melihat seberapa banyak PSK baru yang masuk Surabaya, pihaknya akan melaksanakan pendataan bersama dengan pihak kecamatan yang ada lokalisasinya. Berdasarkan data yang ada, jumlah PSK di lokalisasi mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun lalu, jumlah PSK yang tersebar di Lokalisasi Dolly dan Jarak, Moroseneng dan Klahkahrejo, serta Kremil dan Dupak Bangunsari, ada 3.225 orang. Kini semakin menyusut, menjadi 2800 PSK.
Sumber: surya.co.id