Menjelang Lebaran 2010, para pengemis mulai menyerbu sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Seperti Jalan Sonokembang, Jalan Kayun, dan Jalan Keputran, menunjukkan sudah banyak pengemis yang kebanyakan terdiri dari anak-anak di bawah umur dan para orang tua memadati “traffick light” di jalan tersebut, Jumat (3/9/2010).
“Mas minta uangnya buat makan,” kata salah seorang anak dengan wajah memelas.
Saat ditanya dari mana asalnya, bocah perempuan berusia enam tahun itu hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka diduga tidak berasal dari sekitar Jalan Keputran melainkan dari luar kota. Pasalnya, mereka datang ke kawasan itu untuk mengemis, hanya pada jam-jam tertentu. Biasanya, mereka datang sekitar pukul 12.00 dan pulang menjelang petang.
Sebelumnya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kota Surabaya Sumarno mengatakan, pihaknya akan melakukan penertiban terhadap para pengemis yang mulai marak di Surabaya.
“Kita akan terus melakukan penertiban di jalan-jalan. Jika mereka tertangkap kita akan masukkan ke Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial) Keputih Surabaya,” ujarnya berjanji, Jumat.
Di Liponsos, para pengemis tersebut akan diperlakukan secara manusiawi mulai dari makan hingga di antarkan ke daerahnya jika berasal dari luar daerah.
“Mereka akan kami lepas setelah Hari Raya Idul Fitri. Bagi luar daerah kami antarkan ke rumahnya,” ujarnya.
Sumber: Surya.co.id