Malang- Surya- Diduga bermotif asmara, dua insan berlainan jenis ditemukan tewas di tepi Pantai Ngliyep, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Rabu (28/7) pagi. Mereka diduga bunuh diri dengan cara menenggak racun serangga.
Sebab, tak jauh dari jasad mereka ditemukan botol racun serangga, yang sudah kosong. Yang menguatkan lagi bahwa korban bunuh diri, kedua mulutnya berbusa. Kedua korban diketahui bernama Entri Widyosanti, 46, guru SMPN 2 di Kecamatan Kepanjen, yang tinggal di Perumahan Kavling Kebon Kopi, Jl Nusa Indah, Kelurahan Cepokomulyo RT 23/RW 2, Kepanjen, dan T Darminto, 58, pensiunan TNI yang tinggal di Desa Plaosan, Kecamatan Wonosari.
Sejauh ini belum diketahui jelas motifnya, termasuk hubungan keduanya. Namun, menurut sumber Surya, mereka yang sama-sama sudah berkeluarga itu sudah lama menjalin hubungan dekat. Bahkan, tersiar kabar mereka lagi dimabuk asmara.
Rabu siang, jasad keduanya dibawa ke RSSA Malang, untuk diotopsi. “Kami lagi menyelidiki. Untuk dugaan sementara, kami belum bisa memastikan penyebabnya. Ditemukan botol racun serangga itu, untuk menguatkan dugaan sementara kalau mereka bunuh diri. Soal kepastiannya, kami menunggu hasil otopsi,” kata AKBP Rinto Djatmono, Kapolres Malang melalui AKP Hartoyo SH SIK, Kasat Reskrim, Rabu (28/7).
Kabar kematian Entri membuat tetangganya kaget. Apalagi kematian ibu dua anak itu tak wajar, sehingga tetangganya hampir tak percaya. Yang mengejutkan lagi, korban ditemukan meninggal dengan suami orang. Siang itu, tak hanya tetangganya yang memenuhi rumah korban. Bahkan, sejumlah pria berseragam doreng juga terlihat di depan rumah korban, seperti mencari informasi tentang identitas Entri. Informasinya, Darminto baru dua bulan lalu pensiun dari kesatuannya. Sejak pensiun, dia kembali berkarya, yakni sebagai satpam di sebuah perusahaan di Jl Raya Pakisaji, yang merakit sepeda motor.
Pantauan Surya, rumah Entri siang itu terlihat kosong dan pintunya tertutup rapat. Sepertinya, Sambodo, 49, suami korban dan dua anaknya, tak ada di rumah. Kata tetangganya, Sambodo kalau siang hari ngantor sebagai staf Kecamatan Selorejo, Blitar. Sedang anaknya yang pertama kuliah dan tinggal di Kota Malang. Anaknya yang ragil diasuh neneknya, yang rumahnya tak jauh dari rumah korban. Korban sendiri sudah dua hari ini bolos. Namun, Selasa (27/7) pagi, wanita berpostur tinggi besar itu izin tak mengajar. Guru PPKN kelas 2 dan 3 itu sempat menitipkan surat izinnya ke Al Diah, siswi kelas 1 SMPN 2, yang rumahnya satu kompleks. Pesan korban, agar suratnya diberikan ke temannya, Surini, guru Matematika. “Saya nggak tahu isinya. Namun, suratnya sudah saya berikan ke Bu Rini,” aku Al Diah, ditemui di rumahnya.
Surini ditemui di rumahnya mengaku sudah menerima surat korban. Isi suratnya, korban izin tak masuk karena ada urusan ke Surabaya. Selanjutnya, oleh Surini, surat izin korban siang itu juga diserahkan ke bagian kepala tata usaha (KTU). “Saya nggak tahu kalau akhirnya seperti ini. Kemarin, surat izinnya sudah saya serahkan ke KTU, katanya mau ke Surabaya. Dua hari ini dia nggak masuk. Selama mengajar dia termasuk rajin,” tutur Surini, yang meski rumahnya berdekatan dengan korban, namun mengaku tak tahu masalah pribadi korban.
Agung Sutrisno, Kasek SMPN 2, mengatakan, pihaknya sudah menerima surat izin bahwa korban tak masuk. Namun, pihak sekolah tak tahu sama sekali kalau akhirnya korban ditemukan tak bernyawa dengan seorang pria.
Informasi di kepolisian, Entri tiba di Pantai Ngliyep, Selasa (27/7) sekitar pukul 17.00 WIB. Dia berboncengan dengan Darminto, mengendarai sepeda motor Happy jenis Trail dengan nopol N 5102 FM. Namun, baru Rabu (28/7) pagi sekitar 09.00 WIB, penjaga pantai dikejutkan dengan penemuan mayat kedua korban. Jasad korban ditemukan bersebelahan di tepi pantai. Yang menemukan adalah Wasis, 33, pencari rumput asal desa setempat. Saat ditemukan, mereka berpakaian lengkap.
Letkol (Inf) Feri Pribadi, Dandim 0818 Malang mengatakan, pihaknya masih mengecek apakah benar yang bunuh diri itu pensiunan TNI. Kalau korban sudah pensiun dari kesatuannya, Korem 083 Baladika Jaya, itu bukan tanggung jawabnya lagi. “Anggota masih mencari kebenaran berita tersebut,” tegasnya.
sumber: surya.co.id