Belum lagi kasus pembobolan Pegadaian Unit Dapur 12 terungkap, Senin (2/8) pagi, giliran Pegadaian Unit Pelayanan Cabang (UPC) Kurnia Djaya (KDA) Batam Centre disatroni rampok. Bersenjatakan golok, pelaku menguras puluhan kilogram perhiasan dan uang tunai yang berada di brankas. Dua pegawai pegadaian diikat dan mulutnya dilakban.
Perampokan ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Saat kantor ini baru buka. “Tidak dengar suara apa-apa, cuma sekitar jam itu saya dengar alarm,” ujar Yanti, seorang pelayan rumah makan yang berada di sebelah kiri pegadaian tersebut.
Sebelumnya, Yanti melihat sebuah sepeda motor jenis Honda Tiger, parkir di depan kantor pegadaian itu. Dua pengendaranya mengenakan jaket hitam dan helm tertutup. “Mereka terus masuk,” katanya. Tak lama setelah itu, Yanti mendengar suara alarm dan melihat pegawai pegadaian Ridho dan Didik keluar dengan tangan terikat dan mulut dilakban. Di pegadaian itu mereka hanya bertugas berdua, ditambah seorang anggota polisi yang menjaga keamanan di sana dan saat kejadian belum datang. Tak lama setelah kejadian, polisi pun berdatangan.
Para pejabat Polresta Barelang dan Polda Kepri pun terlihat di lokasi ikut melakukan olah kejadian tempat perkara bersama tim identifikasi. Termasuk Kapolresta Barelang Komisaris Besar Eka Yudha, Direktur Reserse Kriminal Polda Kepri Komisaris Besar Achmad Nurdin.
Di luar, warga juga tampak berkerumun melihat kerja polisi melakukan pemeriksaan di TKP. Tidak ketinggalan pula, nasabah pegadaian terlihat berdatangan untuk memastikan perhiasan atau barang berharga yang digadaikan di tempat tersebut.
“Rencananya mau melunasi, tapi kalau begini bagaimana. Ya saya mau diganti sesuai nilai emas yang digadaikan,” ujar Hasrul, seorang nasabah. Menurutnya, ia menggadai sekitar 20 gram emas milik istrinya. “Emasnya segitu, tapi pinjamannya cuma empat juta,” katanya lagi.
Tak cuma Hasrul, Hanifah juga harus kembali pulang setelah mengetahui kantor tempat ia menggadaikan cincinnya itu dirampok. “Ya maunya kalau hilang begini diganti sesuai dengan harganya lah,” kata wanita berjilbab itu.
Pimpinan Pegadaian Cabang Bengkong yang membawahi UPC Kurnia Djaya, Januardi menjelaskan, kalau pun memang nantinya ada perhiasan atau barang milik nasabah hilang , meraka akan menggantinya. “Kita ganti seratus dua puluh lima persen dari taksiran kita. Kemungkinan akan lebih besar dapatnya dari harga yang sebenarnya. Karena sekarang harga mas di luar Rp340 ribu, tapi kami menetapkan Rp350 ribu,” ujarnya memaparkan.
Hingga siang kemarin Januardi belum bisa memperkirakan berapa kerugian yang dialami unit pegadaian yang dipimpinnya itu. “Masih ditangani polisi, kita belum bisa menghitung. Nanti kita akan coba cek berapa yang hilang dan kita cocokkan dengan data base yang ada,” katanya. Namun, dipastikan kerugian tidak banyak. “Informasi yang saya terima, cuma dilaci atas brankas yang diambil, mungkin pelakunya juga terburu-buru,” ujarnya menambahkan.
Soal pengamanan, memang sampai saat ini hampir semua unit pegadaian belum ada CCTV. “Tapi kita sudah pasang alarm. Kalau malam otomatis bunyi sendiri kalau ada yang masuk. Kita juga bekerjasama dengan Polda Kepri. Ada satu polisi yang jaga, tapi tadi pas kejadian belum datang,” jelasnya .
Hasil pemeriksaan sementara pihak kepolisian, ditemukan sebilah golok ditinggalkan pelaku. “Pelakunya empat orang dari keterangan saksi. Ada golok yang ditinggal, tapi kita masih terus melakukan penyelidikan,” jelas Kapolresta Barelang Kombes Eka Yudha di lokasi.
Menurut Eka, pelaku berpura-pura sebagai nasabah yang mau menggadaikan barang, terus mengancam dan membuka brankas lalu mengikat korban. Apakah adaketerkaitan dengan pembobolan pegadaian di Batuaji? Eka belum bisa memastikan.
Soal keterlambatan penjaga dari polisi, menurut Eka, memang pagi itu ada kegiatan di Polda Kepri yang harus diikuti oleh petugas yang menjaga pegadaian tersebut.
“Ya ada memang polisi yang berjaga, tapi pagi itu masih ada kegiatan di Polda,” katanya.
Hingga sore kemarin, kabar berhembus isu para pelaku sudah tertangkap. Namun, Kepala Sat Reskrim Polresta Barelang Komisaris Agus Yulianto membantahnya.
sumber: posmetrobatam.com