Polisi dikabarkan telah menangkap tiga orang pria yang dicurigai terlibat dalam perampokan Dedi alias Acai, pengusaha sembako di Pertokoan Sentosa Plaza (SP) Batuaji, Selasa malam lalu.
Sumber Batam Pos di kepolisian menyebutkan, beberapa jam setelah aksi perampokan diserta penembakan yang menewaskan Acai, polisi langsung menyisir seluruh wilayah di Batam. “Malam itu juga Kapolda langsung menggelar rapat di Mapolresta Barelang dan memerintahkan semua jajaran menyisir seluruh wilayah untuk mempersempit ruang gerak pelaku,” kata sumber yang enggan namanya dikorankan, kemarin. Kapolda Kepri Brigjen Pudji Hartanto sampai rela begadang di Mapolresta Barelang, Baloi malam itu.
Dalam penyisiran ini, penyidik Polresta Barelang menciduk dan memeriksa empat orang yang dicurigai terlibat. Keempat orang ini, yaitu seorang penjaga konter handphone, dua orang yang diamankan dari Perumahan Marchelia, Batam Centre dan seorang lagi diciduk di Simpang Kara Batam Center. Isu yang berkembang, tiga dari empat orang yang diperiksa itu merupakan oknum aparat. Namun setelah diperiksa, penjaga konter handphone dilepaskan karena tak terbukti terlibat.
Setelah menangkap tiga lelaki di dua lokasi berbeda itu, polisi dari Satuan Reskrim Polresta Barelang melanjutkan penyelidikan dengan memanggil 15 saksi di sekitar lokasi kejadian. Mereka kebanyakan karyawan yang bekerja di toko korban. Keterangan para saksi tersebut diduga untuk memperkuat sangkaan terhadap tiga lelaki yang diamankan sebelumnya.
Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono yang dimintai konfirmasi membenarkan penangkapan tiga pria ini. Namun ia belum berani mengungkap lebih jauh. ”Ketiga orang ini masih dilidik intensif di Polresta,” aku Hartono seraya menolak identitas terperiksa itu.
Ia mengatakan, kasus perampokan di Batam belum lama ini sudah menjadi atensi serius dari Kapolda Kepri, Brigjen Pudji Hartanto. Kapolda, kata Hartono mengharap jajaran Polresta Barelang yang dipimpin Kombes (Pol) Eka Yudha Satriawan secepatnya mengungkap kasus itu.
“Dari awal kejadian polisi (Polresta) sudah bekerja serius memburu pelaku. Jadi tidak benar polisi berleha-leha, sebab ini sudah menjadi atensi Kapolda,” bantah Hartono, menanggapi penilaian masyarakat yang menyebut polisi bergerak lamban dalam menangani berbagai kasus curas dan curat di Batam.
Dia mengibaratkan, polisi sebagai jaring ikan. Tentu tidak seluruhnya ikan yang dijaring dapat diperoleh, sebab masih ada celah-celah yang bisa dijadikan lolosnya ikan. Oleh karena itu pihaknya mengharap masyarakat lebih bijak dalam menilai polisi. “Segala upaya sudah kita kerahkan memburu pelaku perampokan ini,” ujarnya.
Belum Perlu Bantuan Mabes
Terkait perampokan ini, jajaran Polda Kepri belum memerlukan bantuan dari Mabes Polri untuk mengungkap. Hal itu dikemukakan Direktur Reserse dan Kriminal (Ditreskrim) Polda Kepri, Kombes (Pol) Achmad Nurdin. “Sejauh ini kita utamanya Polresta masih terus bekerja. Ya kalau nanti mengalami kendala tidak tertutup kemungkinan akan kita minta,” ujar perwira melati tiga dipundak ini kepada wartawan, kemarin.
Polda Kepri khususnya Ditreskrim masih terus mem back-up pihak Polresta Barelang mengusut dan mengungkap kasus tersebut. “Kita tetap membantu lidiknya,” tegas Nurdin.
Murni Rampok
Kapolresta Barelang Kombes Eka Yudha mengatakan penyelidikan masih tetap dilakukan jajarannya. Kasus ini sendiri menurut perwira dengan tiga melati di pundak itu murni perampokan atau pencurian dengan kekerasan (curas). “Tak ada hubungannya dengan bisnis atau balas dendam dari orang tertentu. Ini murni curas,” katanya.
Acai sendiri menurut mantan Wakapoltabes Barelang itu dari hasil penyelidikan tak punya musuh semasa hidupnya. Pelaku perampokan yang menembaknya bukan orang dekat dengannya, baik teman maupun anggota keluarga.
Pelaku sendiri kata Eka Yudha berdasarkan keterangan saksi-saki di TKP masih dua orang. Keduanya kabur dengan sepeda motor setelah korban ditembak dan uang miliknya dibawa kabur.
Soal senjata api yang digunakan pelaku, Eka menyatakan tak menutup kemungkinan senjata itu selundupan. “Ada data dan informasi bahwa ada senjata api yang masuk ke Batam secara ilegal. Senjata itu diselundupkan dari luar negeri,” ujar Eka Yudha usai apel gelar pasukan operasi Ketupat Seligi 2010 di Mapolresta Barelang kemarin (2/9).
Untuk menyelidiki keberadaan senpi ilegal itu, Eka Yudha mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan intensif di lapangan.
Jangan Bawa
Barang Berharga
Untuk mengantisipasi terjadinya perampokan, Eka Yudha meminta masyarakat untuk tidak membawa barang berharga yang mencolok seperti uang dalam jumlah banyak, perhiasan emas di badan jika bepergian keluar rumah.
Masyarakat juga diminta menjadi polisi bagi dirinya sendiri dan secepatnya menghubungi polisi terdekat jika terjadi kasus perampokan atau menghubungi call center 112.
Jika ingin membawa barang berharga dari suatu tempat ke tempat lainnya, Kapolresta meminta masyarakat untuk melakukan pengawalan pihaknya.
“Kami berikan pengawalan gratis. Jangan bawa uang dalam jumlah banyak tanpa kawalan polisi,” pungkasnya.
Pedagang SP Plaza Was-was
Peristiwa perampokan yang menewaskan Dedi, pemilik Toko Pang Jaya di kompleks SP Plaza, Batuaji ini, membuat sejumlah pedagang lain di pusat bisnis itu, was-was. Mereka mengeluhkan pengamanan di pusat perbelajaan ini.
“Percuma aku kumpul uang banyak, kalau akhirnya harus mati seperti Acai,” ujar Liohong, pemilik konter ponsel di SP Plaza, kemarin.
Ketakutan tidak hanya terpancar dari wajah Liohong, para pedagang lainya juga berperasaan sama. Bagaimana tidak, meski aktivitas di pusat bisnis yang dihuni ratusan toko ini, namun sistem pengamanan sangat longgar, bahkan lemah.
Pantuan Batam Pos kemarin (2/9) di kompleks kawasan bisnis SP Plaza hanya ada sebuah pos satpam di pintu masuk SP Plaza. Meski ada posnya, namun tak ada petugasnya. Yang ada dalam pos itu cuma sebuah televisi tua dan topi satpam yang sudah berdebu.
“Jarang ada yang jaga di situ. Satpam yang ada hanya sebatas outsourching yang cuma sekali-kali saja mengontrol. Sudah gitu, di sini juga tak ada pos polisi,” ujar Hazim penjual gorengan di lokasi tersebut.
Menurut Achui, salah seorang pemilik toko elektronik di bagian dalam pusat perbelanjaan tersebut, perampokan yang menimpa Acai bukan kali pertama terjadi selama dia berjualan SP Plaza.
“Perampokan dibarengi pembunuhan memang baru sekali itu terjadi, tapi kalau penjambretan, copet, penodongan, sudah tak terhitung lagi korbannya. Dan herannya, pelakunya masih saja lolos tanpa ada pengawasan dari pihak keamanan,” ujarnya.
Raiminah, pedagang sayur di SP Plaza juga mengaku ketakutan sejak peristiwa perampokan tersebut. “Bagaimanpun kita semua minta agar pihak terkait lebih memperhatikan lagi segi keamanan di kompleks ini, agar kejadian serupa tidak terulangi lagi,” ujarnya diiyakan pedagang sayur lainnya.
Sementara keadaan toko milik Acai sendiri, masih terlihat tutup. Di halamannya tampak mobil Daihatsu pick up warna biru tua BP 8489 DA yang menjadi saksi bisu kematian tuannya, masih terparkir dalam lingkaran police line.
“Benar- benar sadis, padahal Acai orangnya baik, saya ini langgananya, semoga pelakunya cepat ditangkap,” ujar Rudi, warga Sagulung ditemui di sekitar Toko Pang Jaya, milik Acai, kemarin.
Cece, Achui, Liohang kenalan dekat Acai juga berharap agar keamanan di SP plaza diperhatikan secara serius dan pelaku perampokan tersebut segera ditangkap dan dihukum setimpal.
Sementara itu, Managemen SP Plaza yang coba dikonfirmasi perihal minimnya pengamanan di bangunan yang mereka kelola, enggan memberikan komentar. “Maaf, Bos nggak mau menerima wartawan,” ujar Tri Wijaya, sekuriti kantor managemen SP Plaza kepada wartawan, kemarin.
Sumber: batampos.co.id