Inilah sepenggal kalimat oknum protokoler instansi penegak hukum, saat membaca koran mengenai pemberitaan habisnya tiket menjelang Lebaran. Oa dengan mudah bisa memperoleh tiket dari Batam tujuan kemanapun dan sebaliknya.
Pernyataan oknum ini, menarik ditelusuri lebih jauh. Baik sistem kerja seorang protokoler hingga ke modus mereka mendapatkan tiket itu sendiri.
Pantauan di lapangan, modus yang dilakukan para oknum yang mengatas-namakan protokoler instansi yang ada di Kepri ini melakukan booking seat. Pemesanan tiket dari para oknum ini, untuk menghindari dari kehabisan tiket.
Seluruh instansi yang ada di Batam dan Kepri umumnya, telah menempatkan petugasnya diberi tanggung-jawab menjadi seorang protokoler. Sebagai perwakilan suatu instansi, orang yang ditunjuk, wajib untuk menyediakan tiket untuk keperluan resmi perjalanan para pejabat (perjalanan dinas, Red).
Artinya, sebagai seorang protokoler harus selalu siap sedia tiket jika diperlukan kapanpun diminta oleh instansinya. Seorang protokoler harus berkordinasi dengan pihak penerbangan. Dengan akses ini, maka protokoler mampu untuk memblok seat di setiap maskapai.
Pertanyaannya, bagaimana jika seat yang di-booking para protokoler ini tak terpakai. Sudah tentu, seorang protokoler tentu tidak ingin mengalami kerugian. Begitu juga, pihak maskapai. meskipun mau menerima pembatalan booking, managemen penerbangan memberlakukan pemotongan.
Apa yang terjadi? Saat momentum tertentu, misalnya, Lebaran dan hari libur panjang menjadi arena yang menguntungkan bagi para protokoler. Tak ada istilah rugi, berapapun tiket yang di-booking para protokoler ini, tetap merupakan suatu keuntungan.
Tiket yang sudah dimiliki protokoler ini, bisa diperjualbelikan kembali. Pasalnya, tingkat permintaan warga untuk menggunakan jasa transportasi udara ini sangat tinggi. Warga yang ingin berpergian dari Batam dengan tujuan kemanapun, bisa mendapatkan tiket melalui protokoler ini, jika warga tidak mendapatkan tiket di loket resmi penerbangan dengan alasan sudah habis.
Bagaimana jika warga tak mengenal para protokoler ini? Untuk di Bandara Hang Nadim tak perlu bingung. Ada puluhan orang yang menjadi jasa perantara para protokoler. Mereka inilah yang selalu mempromosikan diri membantu warga memperoleh tiket. ”Kita bisa lihat, orang yang memerlukan tiket. Jadi langsung saja tawarkan,” ujar salah seorang jasa perantara tiket yang enggan disebutkan namanya di koran ini, kemarin.
Menurut lelaki bertubuh tambun ini, bagi ia dan rekannya yang lain, tidak sulit untuk mendapatkan tiket. Jika tidak ada di konter resmi, ia dan rekan-rekannya bisa menanyakan ke para protokoler yang ditugaskan di bandara ini. ”Tentu kita harus dapat untung. Biar sedikit, tetap harus ada untung dong,” ujarnya.
Dari pihak bandara, protokoler yang ditempat di sana harus melampirkan surat permohonan dari instansi yang menempatkannya. Setelah mendapat izin secara otomatis protokoler akan mendapat sebua kartu tanda pengenal (id card). Fungsi id card ini untuk memudahkan protokoler mengakses fasilitas yang ada di bandara tanpa pemeriksaan.
Tapi kenyataannya justru id card itu dimanfaatkan oleh protokoler untuk kepentingan pribadinya. Berbekal itu dia dengan mudah mendapatkan tiket bookingan ke pihak maskapai, tanpa harus mengisi nama di tiket (tiket kosongan, Red).
Kabandara Hang Nadim Batam, Hendro Harijono saat dikonfirmasi mengenai akses kepada protokoler mengaku, memberi akses protokoler hanya sebatas di ruang check in, ruang tunggu keberangkatan dan kedatangan. Tapi ada juga yang sampai ke Apron (jumlahnya dibatasi). ”Soal akses mereka ke petugas tiketing kita tak mengurusi itu,” bantahnya.
Sementara itu Manajer Batavia Airline Batam, Alvin, saat dikonfirmasi mengenai akses seorang protokoler yang mem-bloking seat (kursi) tiket kepada pihak maskapai mengatakan, seorang protokoler dapat memesan tiket berapa saja jumlahnya tanpa ada batasan. Tapi, kata dia tidak hanya protokoler, seorang individu juga bisa melakukan hal serupa, artinya individu tersebut dikategorikan sebagai penanggungjawab grupnya.
”Kita kan bisnis, jadi terserah saja mereka mau pesan berapa banyak tiket. Kita sih yang penting sesuai regulasi penerbangan saja, tiket harus dibayar 50 persen di depan, dan harus mencantumkan nama penumpang sesuai identitas,” ujar Alvin berkilah.
Maraknya calo tiket saat ini sudah berdampak kepada tingginya harga tiket. Tak ayal situasi ini membuat perih hati warga yang tak mendapat tiket mudik kali ini. Kalau pun ada, masyarakat harus mengeluarkan uang ekstra, sebab harga tiket saat ini naik.
Sumber: batampos.co.id