Jajaran Polres Gianyar benar-benar tancap gas dalam upaya membongkar sejumlah tindak pidana pencurian dengan pemberatan (curat) yang marak terjadi di Gianyar. Selasa (3/8) kemarin, Sat Reskrim Polres Gianyar kembali meringkus seorang anggota komplotan perampok bercadar yang sempat meresahkan warga. Tak jauh berbeda dengan hasil tangkapan sebelumnya, yang ditangkap kali ini juga berasal dari daerah Lombok Timur (Lotim).
Yang berhasil ditangkap tim Buser kali ini yakni Umar, 25, asal desa Trara, Lotim. Sehari-harinya, Umar menetap di kawasan Jalan 20, Gianyar. Bapak satu anak ini berhasil diringkus petugas, Senin (2/8) lalu setelah sekian lama bersembunyi dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Gianyar. “Selama ini saya bersembunyi dari kejaran petugas,” kata Umar, saat ditanya terkait keberadaannya selama ini. Polisi sendiri sempat mengejar para pelaku hingga ke perkampungan Lombok Tengah (Loteng), NTB.
Kepada petugas, Umar mengaku hanya berperan sebagai pengantar-jemput pelaku perampokan utama, yakni Asuyiadi alias Arep, yang sama-sama berasal dari Lombok. Arep sendiri sudah terlebih dahulu diringkus Dit Reskrim Polda Bali beberapa hari lalu. Kemarin, keduanya dipertemukan di Mapolres Gianyar untuk dikonfrontir keterangannya. “Yang melakukan perampokan cuma Arep seorang, saya hanya antar jemput, bayarannya Rp 250 ribu untuk sekali aksi,” kelit Umar bersilat lidah.
Beruntung, polisi tidak lantas percaya dengan keterangan tersebut. Pasalnya, berdasarkan catatan kasus perampokan yang terjadi di Gianyar beberapa waktu terakhir, pelaku selalu beraksi dua orang atau lebih. Apalagi, Umar sendiri mengaku sudah enam kali terlibat dalam berbagai aksi serupa di Gianyar. “Dari enam kali itu, empat di antaranya saya lakukan di Gianyar. Saya juga pernah beraksi di Klungkung,” bebernya.
Ditanya modus perampokan yang dilakukannya, Umar lagi-lagi berkelit dan memberi keterangan berbelit-belit. Katanya, selama beraksi, dia tidak pernah mengenakan cadar atau penutup wajah, maupun setengah bugil. Padahal hampir semua rentetan aksi perampokan dilakukan dengan modus bercadar dan bertelanjang bulat atau hanya mengenakan CD. “Saya tidak pernah ikut merampok, saya hanya mengantar-jemput,” ucapnya lagi-lagi berkelit.
Sebelumnya, polisi terlebih dahulu berhasil mengungkap jaringan rampok bercadar dan bugil ini setelah menangkap otak pelakunya, yakni Sunardi alias Sunar yang berasal dari Praya, Loteng. Tak berbeda dengan Umar, saat diperiksa, Sunar juga mengaku hanya beperan sebagai pengantar-jemput. Dari keterangan Sunar inilah, polisi berhasil mengungkap anggota jaringan lainnya.
sumber: jawapos.co.id