Hingga Ahad (12/12) malam, sedikitnya 3.000 unit truk ekspedisi pengangkut bahan pokok dan industri masih tertahan di lima kantong parkir Pelabuhan Merak, Banten. Karena tidak cukup menampung antrean, sebagian truk ditempatkan petugas di luar gerbang masuk pelabuhan. Ribuan truk ini menunggu giliran berlayar ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Lamanya waktu mengantre membuat para sopir kesal dan kelelahan. Apalagi, mereka harus terjaga sepanjang siang dan malam menunggu kendaraan serta barang bawaannya.
Akibat stres, puluhan sopir sempat terlibat kericuhan siang tadi yang dipicu aksi saling salip antrean. Dua sopir truk yang diduga sebagai pemicu keributan sempat ditahan polisi Pelabuhan Merak tapi kemudian kembali dilepas.
Antrean truk ini sudah terjadi sejak empat hari terakhir akibat cuaca buruk di Selat Sunda dan Perairan Banten. Sejauh ini, pihak PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Merak telah berusaha mengurangi penumpukan dengan menambah kapal roro hingga 24 unit serta mengoperasikan lima dermaga sekaligus.
Namun, langkah ini belum beisa mengurai penumpukan truk karena waktu tempuh pelayaran kapal roro di laut kini lebih lama akibat gelombang yang mencapai tiga meter. Selain itu, waktu bongkar muat kapal di dermaga juga menjadi lebih lama karena kapal sulit sandar.
Sumber: liputan6.com