Selama lebaran, terjadi 47 pelanggaran di Terminal Tirtonadi. Hal itu terungkap saat inspeksi mendadak (sidak) sejumlah anggota Komisi III DPRD Solo akhir pekan lalu. Adapun jenis pelanggarannya beraneka ragam. Mulai pelanggaran ringan, seperti kencing di tempat mangkal bus hingga beredarnya tiket bodong yang tidak ada cap resmi dari PO bersangkutan.
Kepala UPTD Terminal Tirtonadi Solo, Djamila mengutarakan, seluruh pelanggaran telah dicatatkan dalam surat pernyataan. Dan khusus untuk pelanggaran berat seperti menjual dan mengedarkan tiket bodong langsung dilimpahkan ke aparat berwajib. “Selama lebaran ini, ada 2 oknum yang tertangkap dan sudah kami limpahkan ke polisi. Sementara tiket bodong yang berhasil kami sita sebanyak 9 bendel,” tutur Djamila kepada Radar Solo akhir pekan lalu.
Sebelum santer tersiar beredarnya tiket bodong, sambung Djamila, pihaknya telah mengendus aksi tersebut. Karenanya ia menerjunkan personel untuk terus melakukan pemantauan. “Kami sudah mengendus akan hal itu. Sebelum dan setelah lebaran ini kami juga berkali-kali memberikan sosialisasi kepada para calon penumpang, baik melalui tulisan maupun pengeras suara,” paparnya.
Djamila menegaskan, sanksi terhadap berbagai pelanggaran akan dikelompokkan sesuai tingkat kesalahannya. “Untuk sanksi yang ringan, selain menuliskan surat pernyataan biasanya akan kami berikan pembinaan. Sedangkan untuk sanksi yang berat, tentu langsung kami limpahkan ke pihak berwajib,” tegasnya.
Saat dilakukan sidak, terminal terlihat cukup lengang. Tidak ada tanda-tanda lonjakan penumpang pada akhir pekan lalu, seperti yang diperkirakan sebelumnya. “Penumpang memang mulai berdatangan, biasanya pada sore hingga malam hari. Tetapi sekarang ini, bus memang sudah menjadi alternatif transportasi umum terakhir yang dipilih banyak orang, setelah pesawat, kereta api dan kendaraan pribadi,” ucap Djamila.
Dikatakan, lonjakan penumpang di terminal hanya terjadi pada H+2, sementara sebelum dan sesudah tanggal itu kondisi penumpang kembali stabil. Di mana pada H+2, jumlah bus yang datang sebanyak 3.381 dan yang melanjutkan keberangkatan sebanyak 2.605. Sementara jumlah penumpang yang datang sebanyak 47.123 dan penumpang yang melanjutkan keberangkatan sebanyak 54.420. Untuk bus ekstra yang datang sebanyak 21 dan yang melanjutkan keberangkatan sebanyak 13. Kemudian untuk penumpang ekstra yang datang sebanyak 707 dan yang melanjutkan keberangkatan 425 orang. Jumlah tersebut, secara prosentase terhitung sama rata, yakni antara calon penumpang arah tujuan Jakarta maupun arah tujuan Surabaya. “Sedangkan jumlah pada hari sebelum dan sesudah itu relatif normal dan semuanya tertampung. Hanya saja, memang ada beberapa penumpang yang terlalu fanatik dengan salah satu perusahaan armada bus yang selama ini menjadi langganannya. Mereka tidak mau naik dan melanjutkan perjalanan, kalau tidak naik bus biasanya. Tetapi setelah kami beri pengertian langsung kepada mereka, akhirnya mereka bisa mengerti dan tertib kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Solo, Umar Hasyim menilai, terminal sebagai jendela kota harus mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah kota maupun masyarakat luas. Dengan pengelolaan yang bagus, akan semakin meningkatkan citra yang baik bagi kotanya. “Biar bagaimanapun, terminal itu tempatnya banyak orang. Di mana banyak karakter dan kepentingan yang bermain. Oleh karena itu, di dalam mengelolanya diperlukan kecermatan, ketelitian dan kesabaran. Sehingga berbagai kemungkinan-kemungkinan buruk bisa diminimalisasi,” tandas Umar kepada Radar Solo kemarin.
Sumber: jawapos.com