Polisi telah menangkap satu dari dua pelaku perampokan pengusaha sembako, Dedi alias Acai di SP Plaza Batuaji, Minggu (5/9) lalu. Hampir seluruh barang bukti yang digunakan pelaku telah ditemukan, kecuali senjata api FN kaliber 45 yang digunakan untuk menembak taipan asal Selatpanjang, Riau tersebut.
Pelaku perampokan bernama Kisro itu juga diduga kuat terlibat dua kali perampokan terhadap korban sejak tahun 2009 lalu. Ia tertangkap setelah keberadaannya diendus tim Polresta Barelang dan tim Densus 88 Anti Teror dari Mabes Polri di Cipayung, Jakarta Timur.
Dari tangan residivis kelahiran Kendal berusia 34 tahun itu, polisi menemukan lima unit ponsel yakni 2 unit BlackBerry milik korban Acai dan 3 ponsel Nokia miliknya.
Selain ponsel, polisi juga menemukan tas kresek warna biru berisi sejumlah barang seperti tas kulit warna kuning, sejumlah nota kas bon serta sebuah STNK milik korban.
Polisi juga mendapati dua KTP atas nama pelaku dengan identitas berbeda, yakni atas nama Kisro dengan alamat Dusun Montongsari Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dan satu lagi KTP atas nama Suparman, SE kelahiran Surabaya beralamat di Jalan Salak nomor 45 RT 03/RW 04 Kelurahan Baloros, Palu Barat.
Sementara dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara) dan penyidikan, kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Pudji Hartanto Iskandar, ditemukan empat selongsong peluru kaliber 45 dan dua proyektilnya.
”Betul, pelaku mengaku menembak korban sebanyak dua kali dengan senpi tapi masih kita selidiki keberadaan senjata itu,” ujar Pudji Hartanto di Mapolresta Barelang kemarin (6/9).
Alumni Akpol tahun 1983 ini mengatakan pelaku (Kisro) masih terkesan mengambang memberikan keterangan terkait kasus perampokan yang menghebohkan pada Senin (31/8) lalu itu.
Pasalnya menurut mantan ajudan Wapres Hamzah Haz ini, pelaku mengaku pistol itu ia dapatkan dari seorang temannya yang masih dikembangkan penyidikannya.
Pelaku dan pemilik pistol jenis FN 45 itu, kata Kapolda, diduga kuat terlibat kasus perampokan korban selama dua kali sebelumnya yakni pertengahan November 2009 dan bulan April lalu.
Perampokan terhadap Acai itu menurut jenderal kelahiran Sukabumi ini, telah direncanakan pelaku secara matang. Untuk menghabisi nyawa korban, mereka lalu menembaknya agar leluasa merampas tas korban yang diduga berisi uang jutaan rupiah. Namun pelaku apes, tas plastik tersebut ternyata tak berisi uang. Hanya surat kas bon dan dua ponsel. “Kata pelaku, tak ada uang korban yang didapatkan mereka karena tas yang digasak itu kosong. Hanya ada dua buah ponsel dan sejumlah nota kas bon,” kata Kapolda.
Kantongi 3 Identitas
Sejumlah aksi kejahatan konvensional telah dilakoni Kisro. Ia juga telah beberapa kali masuk penjara karena terlibat sejumlah aksi perampokan dan penjambretan. Untuk menghilangkan jejak serta identitasnya, Kisro lalu memalsukan identitasnya untuk mengelabui petugas. Dari dokumen KTP, pria asal Kendal ini selain bernama Kisro, ia juga bernama Suparman dan Roi.
Pudji Hartanto mengatakan, saat digerebek di sebuah rumah di Jakarta Timur sekitar pukul 13.00 WIB Minggu (5/9) lalu, kepada petugas, Kisro mengaku bernama Roi. Namun oleh seorang wanita yang diduga sebagai wanita simpanannya, identitas pelaku pembunuh Acai itu terungkap.
Motif dibalik peristiwa itu kata Kapolda semata-mata akibat faktor ekonomi. Sebagai residivis, pelaku mengaku tak punya pekerjaan tetap dan demi alasan kebutuhan istri dan anaknya, ia lalu merampok dan tidak segan-segan membunuh korbannya.
”Motifnya yang jelas adalah ekonomi. Pelaku ingin mendapatkan uang dengan cepat dan mudah,” katanya.
Oknum Aparat Diamankan
Perampokan terhadap Acai ini diduga melibatkan oknum aparat. Setelah Kisro yang disebutkan sebagai eksekutor perampokan itu, ada oknum aparat yang diserahkan dari kesatuannya ke Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) Batam, kemarin (6/9).
Namun Kapolda Kepri Brigjen Pudji Hartanto menegaskan hingga saat ini keterlibatan oknum tersebut belum dapat dibuktikan karena masih dalam penyidikan kesatuannya.
Hal ini ditegaskan orang nomor satu di Polda Kepri itu usai koordinasi jajarannya dengan Dandim 0316 Batam Letkol Inf Hartono dan Dansubdenpom Batam Kapten CPM Hasan Basri, kemarin.
Pudji juga sempat melihat langsung satu unit sepeda motor merek Honda Tiger warna biru dengan nomor polisi BP 3606 F yang diduga milik oknum bernama DW itu.
Barang bukti sepeda motor ini merupakan salah satu petunjuk untuk mengungkap kasus tersebut. “Masih diduga terlibat karena sepeda motor itu yang diduga digunakan untuk aksi itu,” ujar Hasan Basri usai kunjungan Kapolda dan jajarannya ke mako Denpom kemarin.
Basri juga menegaskan, pihaknya belum dapat memastikan ada tidaknya keterlibatan oknum tersebut karena proses penyidikan masih dilakukan.
”Kalau misalnya terbukti, saya tak berwenang bicara. Tanyakan saja hasilnya langsung kepada Danrem,” tandasnya.
Langsung Kabur
Kisro cukup cepat menghilangkan jejaknya setelah merampok dan menembak mati Acai. Usai beraksi, ia tak berlama-lama bersembunyi di Batam. Pagi harinya atau tepatnya tanggal 1 September, pria asal Kendal, Jawa Tengah itu langsung kabur ke Jakarta dengan naik pesawat pukul 07.00 WIB.
Ia kabur bersama dua buah ponsel BlackBerry milik korban yang dirampas dari sebuah tas kresek yang awalnya diduga berisi uang tunai ratusan juta rupiah.
Polisi kata Kapolda mulai mengidentifikasi sosok residivis ini dua hari berikutnya setelah mendapatkan keterangan dari sejumlah saksi mata dan hasil olah TKP.
“Tiga hari kita mulai fokus pada dia (Kisro,red). Hari keempat dilakukan koordinasi dengan tim mabes Polri untuk mengejar pelaku,” tandas Kapolda.
Terlacak dari Ponsel
Polisi dengan mudahnya mendapatkan tempat persembunyian pelaku di salah satu kawasan perumahan di Jakarta Timur. Walaupun mereka harus lima hari melakukan kerja keras mengungkap kasus ini.
Sumber resmi di kepolisian menyebutkan, keberadaan pria 34 tahun ini terlacak dari ponsel milik korban yang dibawanya.
Tim Densus 88 Anti Teror yang ikut membantu melacak keberadaan sinyal ponsel tersebut lalu mendapatkan posisi dimana ia berada.
Saat ditangkap, kata Kapolda, tersangka tidak berusaha melawan. Ia bahkan diperlakukan dengan baik secara manusiawi oleh jajarannya yang bertugas di Jaktim saat itu. “Saya sangat apresiasi. Kondisinya masih mulus. Ia tidak mendapatkan perlakuan kasar dari anggota di lapangan,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Batam Pos sempat mendapat informasi salah satu pelaku perampokan ini ditangkap di Barelang. Pelaku yang tertangkap di Barelang ini, komplotan Kisro.
Sumber: batampos.co.id