Langkah Kepolisian melakukan razia di hotel dan penginapan, mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Langkah Polda Sulteng ini dianggap tepat, sebelum razia itu diambil alih oleh warga sipil.
Namun langkah Polda itu tak urung mengundang sinisme publik, ketika aparat dianggap melakukan razia tebang pilih.
Polisi hanya menyisir penginapan kelas teri atau hotel melati. Sedangkan hotel-hotel besar, luput dari aksi razia Polisi.
Menurut Muhlis salah seorang warga Palu razia hanya pada hotel dan penginapan kelas bawah. Hal yang sama juga dikemukakan Rinto (29).
Menurutnya bisa saja hotel besar menjadi surga bagi mereka yang ingin perbuatan terlarang, namun luput dari perhatian Polisi karena yang diprioritaskan hanyalah hotel atau penginapan kecil.
‘’Hotel besar sangat tertutup, ini bisa dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk melakukan hal yang tidak-tidak,’’ ujarnya curiga.
menanggapi sorotan miring tersebut, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Muhammad Amin Saleh, mengatakan, anggapan tersebut tidak benar.
Kepolisian juga melakukan pengawasan khusus terhadap hotel berkategori besar. Dikatakannya, memang terlihat aparatnya tidak melakukan razia pada hotel besar, namun pemantauan tertutup tetap harus dilakukan. ‘’Untuk beberapa hotel besar masuk dalam radar pengawasan khusus,” kata Kapolda.
Selain itu untuk mengontrol aktivitas hotel, pihaknya juga membangun system jaringan dengan pengelola hotel. Para karyawan hotel dapat mengawasi segala aktifitas pelanggan dan melaporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan.
Walau gencar melakukan razia di hotel-hotel, pihaknya tetap mempertimbangkan kenyamanan tamu yang menginap. ‘’Kebanyakan tamu-tamunya adalah wisatawan, domestik maupun mancanegara.
Kita juga akan mempertimbangkan aspek kenyamanan, walau demikian tetap diawasi dengan melibatkan orang dalam,’’ katanya.
Sumber: beritapalu.com
