Penyematan dilakukan langsung oleh Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim Kolonel Laut (P) Muhammad Ali di dalam kapal selam KRI Cakra 401 pada kedalaman 15 meter di bawah perairan Selat Sunda.
Dalam proses penyematan Brevet Hiu Kencana tersebut, KRI Cakra 401 mendapat pengawalan kapal perang milik TNI AL yakni KRI Diponegoro dan KRI Pati Unus serta satu pleton anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska). Hadir dalam kegiatan ini Gubernur Ratu Atut Chosiyah dan jajaran Muspida Kota Cilegon.
Usai acara penyematan, Kepala Dispenal TNI Al Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara mengatakan, Brevet Hiu Kencana merupakan penghargaan kepada perwira tinggi di TNI/Polri yang selama ini menjalin hubungan baik dengan TNI AL dan terhadap jasa-jasanya dalam mendukung pembinaan kapal selam. “Setiap tahun kita memberikan penghargaan ini. Syaratnya dilakukan di kapal selam di kedalaman tertentu dari permukaan air,” ujarnya.
Dengan penyematan Brevet Hiu Kencana ini, kata Herry, diharapkan menambah semangat juang dan dedikasi untuk mengabdi kepada Indonesia. “Saya harap ini sebagai penyemangat terutama dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” paparnya.
Kata Herry, Brevet Hiu Kencana juga diberikan kepada orang-orang terpilih untuk diangkat sebagai warga kehormatan Kapal Selam berdasarkan jasa-jasanya yang telah mendukung terhadap pembinaan kapal selam sebagai salah satu senjata strategis Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). Hingga saat ini, lanjutnya, warga kehormatan kapal selam telah mencapai 113 perwira yang terdiri atas perwira dan pejabat negara. Perwira pertama yang mendapatkan Bervet Hiu Kencana adalah Jenderal Besar TNI (Purn) AH Nasution yang disematkan pada 21 Desember 1959 di Teluk Jakarta dengan Kapal Selam KRI Naggala 402.
“Warga kehormatan kapal selam lainnya diberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Presiden Soekarno, mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, serta perwira TNI dan pejabat negara lainnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, kapal selam merupakan senjata berdaya tangkal tinggi karena karakternya yang sulit dideteksi, dan mampu membawa berbagai jenis senjata, seperti torpedo, ranjau, maupun peluru kendali. Bagi Indonesia, katanya, memiliki dan mengoperasikan kapal selam akan memperkuat daya dan kekuatan tangkal bagi keamanan negara. “Sejarah peperangan laut membuktikan bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan. Kapal selam, juga dapat menghancurkan center of grafity sebuah armada tempur,” jelasnya.
Sumber: radarbanten.com