SEBUAH teknologi yang dikembangkan untuk vaksin tanpa rasa sakit atau yang biasa disebut Biodegradable (pengembangan bahan kimia dari lingkungan fisiologis), mendapatkan vaksinasi untuk flu atau jenis penyakit infeksi lainnya hanya tinggal menekan patch (plester) jarum seukuran mikro ke kulit dan tidak diperlukan jarum suntik di lengan.
Sebuah penelitian telah di publikasikan di website www.nature.com yang menjelaskan bahwa di dalam plester terdapat jarum seukuran mikro yang digunakan untuk vaksin tanpa rasa sakit. Hal ini dapat memungkinkan orang-orang untuk mengatur vaksinnya sendiri.
Seperti kita ketahui kebanyakan vaksin dilakukan melalu jarum suntik konvensional ke lengan. Namun seorang penulis penemuan vaksin mutakhir, Mark Prausnitz dari Georgia Institute mengatakan, bahwa permukaan kulit dapat menjadi titik masuk yang lebih baik, karena organ tubuh mengharapkan benda yang tidak berbahaya ketika bersentuhan dengan permukaan kulit. Di dalam kulit terdapat sel yang dapat memulai suatu respon kekebalan, dan juga merupakan langkah awal agar vaksin dapat berkerja dengan baik.
Para peneliti tersebut telah melakukan penelitian pada plester yang berisi jarum seukuran mikro sebagai cara untuk memasukan obat ke dalam tubuh. Perpaduan antara laboratorium Prausnitz dan seorang mikrobiologi di Emory, Richard yang ternyata membuahkan hasil.
Di mana jarumnya ini terbuat dari polymer yang juga merupakan cairan tubuh. Panjangnya hanya beberapa ratus micrometer.
Selain itu, jarum tersebut dapat masuk ke dalam kulit bagian atas sebelum mencair masuk kedalam tubuh selama beberapa menit. Jadi, vaksin yang terdapat di dalam jarum mikro ini dapat masuk ke dalam tubuh dengan tidak menyakitkan.
Nah, saat ini Prausnitz dan rekan-rekannya sedang mencari dana untuk percobaan klinis plaster vaksin influenza pada manusia. Mereka juga menyelidiki kemungkinan menggunakan sistem yang sama untuk jenis penyakit menular lainnya.
Sementara itu Samir Mitragotri, seorang insinyur kimia di University of California, Santa Barbara, mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan Prausnits dan rekan-rekannya adalah “sangat inovatif,” dan bahwa microneedles membubarkan dan memecahkan dua masalah penting dalam imunisasi, yakni mereka tidak menyakitkan, dan mereka menghindari kebutuhan untuk membuang medis limbah.
Lebih lanjut Bruce Weniger, peneliti vaksin flu di Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan, menambahkan bahwa plaster akan kurang invasif untuk pasien dan lebih mudah untuk memberikan kepada penduduk terpencil. Dengan demikian, mereka bisa membantu membuat kampanye vaksinasi lebih mudah di negara-negara berkembang. (Reza)
foto: technologyreview.com