Warga Paku Alam, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, mengancam akan menutup kembali jalan arah menuju exit tol Alam Sutera bila pengembang hanya membuka tembok pembatas sebagai jalan penghubung dua desa hanya sementara waktu.
“Kami akan melakukan demo dan menutup jalan kembali seperti waktu hari Minggu (5/12) dan hari ini, bila pengembang Alam Sutera menutup akses jalan desa. Karena jalan alternatif itu berfungsi bagi warga menuju dua kampung perbatasan yakni Kelurahan Paku Alam, Kota Tangsel dan desa Kunciran, Cipondoh, Kota Tangerang,” kata Nilih Warga Paku Alam di Tangerang, Senin.
Pada hari Minggu (5/12) dan Senin (6/12), warga Paku Alam melakukan aksi penutupan jalan Exit Tol Alam Sutera, setelah pengembang perumahan tersebut menutup akses jalan dengan tembok sejak hari Jum`at (3/12).
Penutupan yang dilakukan warga dengan cara menumpukkan batu kali, bambu serta membakar tumpukan ban bekas di tengah jalan mengakibatkan kemacetan yang panjang dari Jalan Boulevard Alam Sutera dan di Jalan Warung Mangga, Kota Tangerang.
“Penutupan jalan oleh Alam Sutera sudah yang kedua kalinya dalam waktu tiga bulan terakhir. Wajar kalau kami melakukan aksi seperti ini agar pengembang tidak sewenang – wenang,” kata Yamin warga lainnya.
Ia menambahkan, pengembang Alam Sutera diminta tidak hanya memikirkan kepentingan bisnis saja. Sebab, jalan tersebut sudah ada sebelum keberadaan Alam Sutera.
“Memang itu tanah mereka tetapi harus dilihat juga kepentingan dan fungsi bagi warga. Jangan hanya bisnis saja tetapi juga fasilitas warga sekitar diutamakan,” katanya.
Sementara itu, setelah dilakukan aksi penutupan dua kali oleh warga. Pengembang Alam Sutera telah menerjunkan alat berat untuk membongkar tembok yang telah dibangunnya.
Jalan yang ditembok pengembang tersebut, dalam seharinya digunakan sebagai akses warga dari kelurahan Paku Alam, Pakulonan, Paku Jaya, Pondok Jagung dan Kunciran Indah.
Sumber: antaranews.com