PENYAKIT reumatik dan nyeri yang menyerang sendi merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai baik di tempat praktek maupun di rumah sakit. Meskipun telah diperoleh banyak kemajuan dalam pengetahuan tentang pathogenesis, mekanisme penyakit reumatik dan nyeri, banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita tidak mendapatkan pengobatang optimal untuk mengatasi keluhan mereka.
Setidaknya itulah yang disampaikan Ketua Pelaksana Simposium Rheumatology Update 2010, DR. Dr. Blondina Marpaung,SpPD-KR pada acara pembukaan symposium yang diprakarsai Departemen Ilmu Penyakita Dalam FK USU dan RSUP H Adam Malik Medan di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Boloni Marpaung Jalan Mongonsidi Medan.
Kepada SWATT-Online, Blondina Marpaung menegaskan, dalam sepuluh tahun terakhir telah banyak dicapai kemajuan baik dalam obat-obatan untuk mengatasi penyakit reumatik maupun dalam obat anti nyeri reumatik. Hanya dengan pemahaman yang baik tentang pathogenesis penyakit reumatik dan nyeri serta mekanisme kerja obat untuk hasil pengobatan yang lebih baik.
Simposium menjadi salah satu agenda besar untuk mensosialisasikan ilmu reumatology. Hari pertama, digelar acara tentang bagaimana penanganan pasien reumatik termasuk pengobatan dan tata cata penyuntikan reumatik yang dibimbing oleh Prof.DR.Dr. Harry Isbagio,SpPD-KR,KGer (Jakarta), Dr. Yoga I. Kasjmir,SpPD-KR serta instruktur lainnya dari Medan dan Banjarmasin. Hari kedua dan ketiga akan ada simposium di Grand Aston City Hall Medan.
Diharapkan, kata Blondina dengan mengikuti symposium ini para peserta memperoleh pencerahan dan meningkatkan kompetensi yang diperlukan untuk penatalaksanaan pasien reumatik dan nyeri. Karena, tingkat pemahaman dan standar pelayanan yang berbeda maka tingkat kepuasan pasienpun sangatlah bervariasi.
Pasien yang merasa tidak tertangani dengan baik oleh dokter biasanya akan mencari model pengobatan lain atau pergi berobat ke luar negeri. Potensi munculnya berbagai macam kejadian sangat terbuka dan efek samping yang merugikan bisa terjadi. (mes)