Konferensi Internasional Anti-suap: Afrika Selatan juga memiliki masalah korupsi yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Kasus tindak korupsi yang muncul masih proyek pengadaan barang di lingkungan pemerintah dan suap terhadap arapat penegak hukum.
Direktur Kebijakan Antikorupsi Afsel, Vanessa Lerato Phala, menceritakan pengalamannya selama menangani kasus korupsi. Bagi wanita ini, korupsi adalah masalah bersama yang harus dicari jalan keluarnya secara bersama oleh negara-negara di dunia.
Berikut petikan wawancara Direktur Kebijakan Antikorupsi Afsel, Vanessa Lerato Phala di acara Konferensi Pemberantasan Praktik Penyuapan Pejabat Asing dalam Transaksi Bisnis Internasional di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Rabu (11/5/2011).
Bagaimana fenomena korupsi di Afrika Selatan?
Korupsi adalah masalah di semua negara. Juga negara maju dan negara berkembang. Kami juga memiliki masalah korupsi, terutama dalam proses pengadaan barang. Di dalamnya ada suap, mark-up dalam proses tender di sektor publik. Ini adalah masalah bagi negara dan presiden kami sudah memerintahkan untuk memberantas itu.
Bagaimana korupsi di kalangan penegak hukum?
Saya tidak mau mengatakan tak ada masalah. Itu adalah masalah di kami. Itu juga menyangkut bagaimana kami mengartikan korupsi. Misalnya korupsi yang dilakukan polisi lalu lintas. Supaya terhindar tilang, lalu memberi suap. Itu adalah masalah dan kita harus mengubah kultur yang ada. Mengubah pola pikir masyarakat. jika anda sebagai polisi menerima suap karena seorang pengemudi mobil tak membawa SIM, maka itu mengancam keselamatan si sopir sendiri. Besar kemungkinan terjadi kecelakaan. Intinya adalah mengubah pola pikir dan kultur.
Apa pendapat Anda tentang forum ini, dan seberapa besar pengaruhnya bagi pemberantasan korupsi di dunia?
Diskusi ini sangat penting. Para ahli datang dari seluruh dunia. Berbagi pengalaman dan keahlian untuk memberantas korupsi. Termasuk di Indonesia, semua mendukung untuk berbicara tentang isu ini, mulai dari media, masyarakat lokal dan komunitas semua peduli tentang isu, termasuk pemerintah.
Sebagai penggiat antikorupsi, apa Anda sering mendapat ancaman?
Memberantas korupsi sebuah pekerjaan yang berisiko. Karena kita seperti mengambil makanan dari mulut orang lain. Tentu saja membutuhkan banyak energi. Tapi kalau kita memiliki komitmen dan keinginan politik dan komitmen, itu tidak akan sulit.
Bagaimana cara mengatasi ancaman itu?
Tergantung, beberapa ada yang memang harus dilindungi oleh polisi selama proses investigasi dilakukan. Ekslusifitas memang diperlukan, kalau tidak anda akan membahayakan diri sendiri dengan mengekspos diri.
Bagaimana menurut Anda pemberantasan korupsi di Indonesia?
Indonesia adalah negara yang sudah melakukan pekerjaan luar biasa dalam memerangi korupsi. Melihat apa yang disampaikan Presiden Anda kemarin, dia mengindikasikan bahwa korupsi adalah permasalah administrasi. Kami menilai sangat penting, sebagai negara, kalian sudah bergerak di jalur yang benar. |dtc|