
LANGSA – Puluhan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Langsa, Kamis (10/11), mengelar aksi unjukrasa ke kantor Pemerintah Kota (Pemko) dan DPRK Langsa. Dalam tuntutannya pengunjukrasa meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota mampu mensejahterakan rakyat.
Sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Langsa bergerak dari Sekretariatnya di Gampong Sidorjo, dengan berjalan kaki menuju ke Setdako Langsa. Kedatangan mereka saat itu mendapat pengawalan puluhan anggota Polres Langsa dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.
Koordinator aksi, Salman, dalam orasinya mengatakan, PMII Kota Langsa meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Langsa agar dapat menjalankan roda pemerintahan yang mampu memberikan kesejahtaeraan bagi rakyat. Selain itu juga pemerintah harus dapat pula memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
Sebelum mengakhiri aksinya, PMII membacakan 10 poin pernyataan sikap, diantaranya, tegakkan kedaulatan NKRI dan segala bentuk intervensi asing, hentikan liberalisasi perdagangan dan pangan serta energi, sediakan lapangan kerja dan tingkatkan kesejahteraan serta hak-hak pekerja, dan hentikan privatisasi BUMN, ciptakan pendidikan murah dan bermutu.
Selanjutnya poin lainnya, tingkatkan kualitas kesejahteraan untuk rakyat miskin, berlakukan hukuman seumur hidup terhadap koruptor, bubarkan kelompok gerakan radikal agama, dan usir serta nasionalisasi seluruh asset Freeport, Chevron, Exxon Mobi, Petro Cina, Petronas, dan seluruh perusahan pertambangan dan migas dari Indonesia.
Setelah menunggu sekian lama, saat itu tidak terlihat ada satu orang pun pejabat yang mau menyambut kehadiran mereka di halaman Pemko Langsa. Akhirnya setelah menggelar orasinya sekitar 30 menit, para pengunjukrasa kembali bergerak keluar dari halaman Pemko Langsa, selanjutnya dengan berjalan kaki menuju ke gedung DPRK Langsa.
Di sana pengunjuk rasa juga dijaga ketat puluhan personel polisi dan Satpam DPRK serta Satpol PP. Karena di DPRK mereka juga tak mendapat sambutan dari anggota DPRK, akhirnya mahasiswa itu juga membubarkan diri setelah membaca pernyataan sikap.
Sumber: aceh.tribunnews.com