
Surabaya – Perjuangan memperebutkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari belenggu penjajah, juga tidak lepas dari peran serta ulama. Sayangnya, perjuangan para ulama kurang mendapatkan perhatian.
“Perjuangan para ulama dalam mempertahankan dan membela negara terasa kurang mendapatkan perhatian,” kata Ketua PCNU Kota Surabaya, KH Ahmad Saiful Chalim, Minggu (23/10/2011).
Ia menambahkan, Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) almarhum KH M Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945, untuk melawan tentara NICA Belanda di Indonesia, belum banyak diketahui masyarakat dan umat Islam, terutama warga NU.
“Karena itulah, Monumen Resolusi Jihad didirikan, agar fatwa dan bukti perjuangan warga nahdliyin (sebutan warga NU) dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia tetap terkenang,” tegasnya.
Ketua PCNU Kota Surabaya yang biasa disapa Gus Saiful mengaku khawatir, lantaran banyak masyarakat yang mulai melupakan peran ulama dalam merebut kemerdekaan. Katanya, peran ulam terkesan mulai diabaikan baik, dalam buku sejarah maupun pemaparan-pemaparan para ahli sejarah.
“Hampir setiap peringatan Hari Pahlawan 10 November, peran ulama hampir tidak pernah disinggung, baik dalam acara-acara formal seperti upacara bendera dan lain-lain,” ujarnya.
“Untuk membangkitkan semangat dan membuktikan adanya peran ulama mempertahankan NKRI, maka keberadaan Monumen Resolusi Jihad sangat diperlukan, membangkitkan dan menanamkan nilai-nilai Nasionalisme dan Kejuangan generasi muda,” jelasnya. |dtc|