Pemimpin politik dan militer senior dari kawasan Asia Pasifik dan sekitarnya berkumpul di Jakarta dari tanggal 23 sampai 25 Maret di JCC. Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyambut lebih dari 1.000 peserta dari International Jakarta pertama kalinya tentang Dialog Pertahanan (JIDD), secara resmi mengundang mereka untuk membahas isu-isu kunci dari keamanan internasional dan stabilitas dengan pikiran segar dan terbuka.
Di hadapan Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Pangeran Mohammed Bolkiak, Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dan para pejabat senior dari 40 negara, Presiden Indonesia menggarisbawahi kebutuhan untuk meningkatkan regional dan global kerjasama keamanan.
Yudhoyono mengatakan tantangan keamanan internasional telah menjadi lebih saling terkait dibandingkan sebelumnya dan diperlukan secara kreatif pendekatan barunya untuk memperkuat sistem pemerintahan yang baik serta mengatasi ketidakstabilan di seluruh dunia. “Kami melihat kasus di mana perselisihan antara kelompok agama bisa mengubah masyarakat harmonis menjadi musuh bebuyutan semalam,” kata Presiden.
Presiden RI tersebut juga bertekad untuk memperluas negara nasional dan multilateral kemitraannya, khususnya di bidang memerangi terorisme dan kejahatan transnasional dan memberikan kontribusi dalam perdamaian internasional serta bantuan operasi darurat.
Pidato dengan tema baru mengenai kebijakan luar negeri Indonesia adalah “satu juta teman dan nol musuh“.
Dr Stefanie Babst, Penjabat Asisten Sekretaris Jenderal Diplomasi Publik, adalah pejabat NATO pertama yang berkunjung ke Indonesia. Dia menyampaikan pidato tentang kemitraan NATO agar berkembang, dan menggarisbawahi bahwa kepentingan Sekutu untuk lebih memperdalam dialog politik dan di mana pun kerja sama tersebut sepraktis mungkin dengan Indonesia dan propinsi.
Mengingat NATO bantuan praktisnya dalam upaya rekonstruksi pasca-Tsunami pada tahun 2005 di Aceh, Babst mengharapkan pemerintah Indonesia untuk membangun kontak politik yang ada dengan Aliansi, juga diskusi formal dan informal untuk memperdalam tentang isu-isu keamanan yang menjadi perhatian bersama.
Acara JIDD dimaksudkan untuk menjadi pokok keamanan daerah tentang mekanisme koordinasi di wilayah Asia-Pasifik. Australia, Bangladesh, Brunei, Cina, Malaysia, Selandia Baru, Pakistan, Rusia, Singapura, Sri Lanka, Timor-Leste dan Amerika Serikat yang merupakan negara-negara yang berpartisipasi banyak.
Indonesia adalah negara keempat di dunia yang paling padat penduduknya dengan jumlah penduduk 231 juta. NATO Wakil Sekretaris Jenderal Duta Besar Claudio Bisogniero dan Duta Besar Indonesia untuk Brussel Arif Havas Oegroseno bertemu pada bulan Oktober tahun lalu, setuju untuk meningkatkan dialog antara dua pihak. Source : |nato.int|