
Kairo – Unjuk rasa memprotes Presiden Mesir Mohamed Morsi kembali digelar di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir. Bahkan aksi demo itu memakan korban jiwa. Seorang demonstran tewas akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara.
Seorang anggota Aliansi Sosialis Populer yang bernama Fathy Gharib (56), mengalami sesak napas usai menghirup gas air mata. Ketika dilarikan ke rumah sakit Al-Helal di Kairo, Gharib dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (26/11) waktu setempat.
Polisi yang mengawal unjuk rasa terpaksa menembakkan gas air mata untuk memecah massa yang berkumpul di Lapangan Tahrir hingga malam. Para demonstran memprotes dekrit yang dikeluarkan Presiden Morsi yang menjamin dirinya berkuasa tanpa batas di Mesir. Demikian seperti dilansir The Daily Star, Rabu (28/11/2012).
Sejak Senin (26/11), ribuan orang berkumpul di Lapangan Tahrir untuk mengikuti upacara pemakaman seorang warga yang tewas dalam bentrokan di jalan Mohammed Mahmud. Warga bernama Gaber Salah tersebut tewas pada Minggu (25/11) malam dalam bentrokan menentang dekrit Presiden Morsi.
Sedangkan di wilayah Nile Delta, Damanhour, ratusan warga mengikuti arak-arakan pemakaman anggota Ikhwanul Muslimin, Fathi Mohammed yang tewas dalam bentrokan menentang Presiden Morsi di luar kantor Ikhwanul Muslimin.
Dengan demikian, sejauh ini sudah 3 orang tewas selama aksi-aksi unjuk rasa menentang dekrit Presiden Morsi pekan ini. Pekan lalu, Morsi mengeluarkan dekrit yang memungkinkan dirinya mengeluarkan keputusan atau aturan apapun yang sifatnya final dan tak bisa diganggu gugat. Dekrit tersebut menempatkan diri Morsi tidak di bawah pengawasan siapapun juga dan bahwa keputusannya tidak dapat diubah oleh pengadilan atau otoritas lainnya.
Dekrit tersebut menuai protes rakyat Mesir di berbagai wilayah, termasuk Alexandria. Ribuan pendukung oposisi termasuk politisi liberal Mohamad ElBaradei, mantan kepala badan tenaga atom PBB, telah ikut dalam aksi demo menentang dekrit itu. ElBaradei menuding Morsi menjadikan dirinya sebagai “Firaun baru” dengan mengambil begitu banyak wewenang.
Namun Morsi menegaskan, dirinya hanya ingin membawa Mesir maju sebagai negara yang stabil dan aman. Morsi juga menegaskan, dirinya tidak ingin menjadi satu-satunya penguasa di negara itu. Unjuk rasa besar-besaran kemudian dipusatkan di Lapangan Tahrir, Kairo sejak Selasa (27/11) waktu setempat. Puluhan ribu warga Mesir ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang dekrit Presiden Morsi ini. |dtc|