
Jakarta – Rusuh massa di Kutai Barat, Kalimantan Timur, bisa terjadi di daerah lain karena kelangkaan BBM. Sebagai antisipasi, Polri akan berkoordinasi dengan Pertamina, TNI, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian ESDM. “Kaitan dengan masalah BBM kita koordinasi dengan kementerian, kemudian Pertamina,” kata Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/11/2012).
Sedangkan untuk pengamanan di Kutai Barat pasca bentrok massa, disiagakan tambahan Brimob. Termasuk bantuan dari satuan TNI terdekat. “Sekarang ada dua satuan setingkat batalyon dari Brimob, kita dibantu Kodim Samarinda,” ujarnya. Kapolri lebih lanjut mengatakan hari ini situasi di Kutai Barat telah berangsur pulih. Dua tersangka sedang diminta keterangan soal kerusuhan yang berawal dari antrian BBM di sebuah SPBU itu.
“Kegiatan masyarakat berjalan normal, toko sudah buka. Tidak ada permasalahan,” sambungnya. Situasi mencekam di Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur, terjadi sejak Jumat (23/11/2012). Diduga, pemicunya adalah pengeroyokan terhadap salah seorang warga saat sedang mengisi premium di APMS (Agen Premium dan Minyak Solar) Simpang Raya. Kejadian memanas setelah toko sembako dibakar, ratusan warga mengungsi, dan 800 polisi bersiaga serta pasar tradisional ludes dilalap api, Minggu (25/11/2012) dinihari.
Untuk meredakan ketegangan, sejumlah tokoh adat di Kaltim melakukan pertemuan di Samarinda. Mereka menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Kutai Barat, bukan antar etnis. Melainkan murni tindak kriminal yang patut mendapat tindakan tegas aparat keamanan. Para tokoh adat itu pun sepakat untuk turun tangan bersama menjaga kondusifitas Kaltim dan Kutai Barat secara khusus. |dtc|