Ribuan buruh di Medan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Walikota Medan Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, Selasa (13/11). Dalam orasinya, buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) menuntut agar UMK Kota Medan naik dari Rp 1,46 juta menjadi Rp 2 juta per per bulan. Tuntutan buruh disampaikan saat berunjuk rasa dan berdialog dengan Wakil Wali Kota Medan Zulmi Eldin.
Willy Agus Utomo dari Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Sumut mengatakan, gaji sebesar Rp 1,46 juta sangat tidak manusiawi. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan hidup di kota besar seperti Medan.
Kemudian, Ponijo dari Dewan Pimpinan Cabang Lomenik Kota Medan menjelaskan, kebanyakan dari istri para buruh terpaksa harus bekerja sebagai tukang cuci baju dan setrika untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Itu sebabnya, buruh menuntut agar UMK Medan naik menjadi Rp 2 juta.

Untuk mengamankan aksi unjuk rasa buruh, ratusan polisi terlihat siaga dan menjaga jalannya aksi unjuk rasa. Pantauan di lapangan, sejak pukul 07.00 WIB polisi sudah berjaga-jaga di Kawasan Industri Medan I dan Kawasan Industri Medan II.
“Kami menjaga agar tidak ada sweeping (penyisiran) buruh. Yang demo silakan demo. Yang kerja, biarkanlah bekerja. Itu hak mereka. Jangan dipaksa ikut demo,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Wisjnu Amat Sastro.
Sehari sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso kepada sejumlah wartawan mengatakan, antisipasi demo buruh di Medan, Polda Sumut libatkan 3.828 persomil, terdiri dari 3.608 personel Polri dan 220 personel TNI. Pengamanan dilakukan disejumlah objek vital yang menjadi sasaran lokasi aksi para buruh.
Beberapa titik yang dilakukan pengamanan yakni Kantor Walikota Medan, Kantor DPRD Sumut, Lapangan Merdeka, Bundaran Majestyk, Bandara Polonia, Kantor Gubernur Sumut, Kantor Disnakertrans Sumut, KIM 1, KIM 2, Kawasan Industri Tanjung Morawa, juga termasuk melakukan pengamanan di gerbang Tol Bandar Selamat, Gerbang Tol Belawan, Gerbang Tol Mabar, Gerbang Tol Amplas, gerbang Tol Tanjung Morawa dan Kantor Disnakertrans Kota Medan. Kawat duri juga terpasang di beberapa lokasi yang dianggap sebagai tempat demo para buruh. (mes)