
Hutang yang belum lunas, kontrakan rumah tidak dibayar, dan uang sekolah anak nunggak lima bulan membuat Cung She Liong (48), warga RT 09/04 Kel. Duri Utara, Kec. Tambora, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
She Liong – demikian panggilan yang biasa disapa, diketahui tak bernyawa oleh istrinya, Lay Nyat Ngo alias Afung (45), ketika dia baru saja pulang dari pasar untuk membeli keperluan Imlek.
Tak lama kemudian anak bungsunya, Kenny, 13, menyambut ibunya sambil memberitahu ayahnya terlihat di jendela lantai atas rumah sedang menatap ke arah jalan. Hanya saja, hal itu sudah dilakukan ayahnya sekitar setengah jam. “Saya penasaran jadi naik ke loteng. Ternyata suami saya meninggal gantung diri dekat jendela,” ungkapnya.
Menyaksikan pemandangan menyayat hati, keluarga itu bertangisan. Ia histeris sambil memeluk jasad pria yang dicintainya itu. “Pa, kamu kok tega ninggalin saya dan anak-anak,” jeritnya dengan tangis yang pilu, Selasa (17/1)
Dililit masalah
Afung mengakui suaminya pusing karena dililit berbagai masalah yang harus dihadapi dan menuntut keluarnya banyak uang. Katanya, demi memenuhi kebutuhan hidup, suaminya banyak berutang pada kerabat dan teman. Belum lagi kontrak rumah Rp20 juta setahun yang mestinya sudah diperpanjang tiga bulan lalu, tapi belum dibayar sepeserpun.
“Yang menyedihkan, Kenny belum membayar uang sekolah sampai lima bulan. Sebulan bayarannya Rp350.000. Anak saya sampai malu masuk sekolah. Padahal guru dan kepala sekolah tak mempermasalahkan,” ungkapnya.
Tumpukan tanggungan itu, sambungnya, terjadi setelah suaminya menganggur sejak lima bulan lalu. “Suami saya bekerja sebagai penjahit. Tapi mesin jahit itu dijual untuk biaya berobat karena suami sakit paru-paru dan gula,” ungkap nenek satu cucu dari anak sulungnya itu.
Kapolsek Tambora Kompol Donni Eka Putra SIK, MM, mengatakan, pihaknya sudah memeriksa jenazah dan tak ditemukan tanda penganiayaan. “Keluarga keberatan korban diotopsi. Tapi, mereka tetap dimintai keterangan,” katanya. [pkt/her]