
Majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan karikatur yang menunjukkan seorang Yahudi Ortodoks tengah mendorong tokoh yang menggunakan surban dan kursi roda. Oleh karena itu, Prancis pun meningkatkan keamanan di sejumlah kedutaan negaranya, demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Laurent Fabius.
Karikatur tokoh di kursi roda ini dihiasi dengan tulisan, “Anda tidak boleh mengejek” dengan judul “Tidak Tersentuh 2”, untuk mengacu pada film Prancis tentang orang kaya kulit putih dan asistennya yang berkulit hitam.
“Saya telah mengeluarkan perintah agar penjagaan keamanan khusus dilakukan di semua negara yang diperkirakan akan menimbulkan masalah,” kata Fabius dikutip BBC, Rabu (19/9/2012)
Penerbitan karikatur ini terjadi di tengah merebaknya unjuk rasa menentang film “Innocence of Muslims”, yang dianggap menghina Nabi Muhamad di Afrika utara, Asia, Timur Tengah dan Australia. Di mana dari aksi protes tersebut berujung bentrokan. Terlebih yang terjadi di Benghazi, Libya Selasa, (11/9) yang menewaskan Dubes AS untuk Libya, John Christopher Stevens beserta tiga stafnya.
“Apakah relevan dan tepat dilakukan dalam suasana seperti ini untuk menyiram bensin ke api? Jawabannya tidak,” kata Fabius kepada radio France Info.
“Saya sangat khawatir… dan saat saya lihat (karikatur) itu saya langsung mengeluarkan perintah agar penjagaan keamanan khusus dilakukan.”
Para pemuka Muslim di Prancis – yang memiliki penduduk Islam terbesar di Eropa- menyerukan tenang.
Majalah Charlie Hebdo menerbitkan empat karikatur Nabi Muhammad, dan dua di antaranya menunjukkan nabi dalam keadaan telanjang.
Kantor majalah Charlie Hebdo di Paris diserang dengan bom molotov November lalu setelah menerbitkan karikatur nabi.
Pada tahun 2005, karikatur nabi yang diterbitkan di Denmark memicu protes di banyak negara dan menewaskan paling tidak 50 orang. (bbc/sol)