Ketua Umum Persatuan Artis dan Musisi Melayu Indonesia (PAMMI) Rhoma Irama, mengakui salah satu titik ‘serangan’ terhadapnya adalah masalah poligami.
Dia menegaskan, dalam perjalanan hidupnya, ketika berhubungan dengan perempuan, itu dilandasi hubungan yang sah. Tidak ada yang melanggar agama. “Bukan skandal seks seperti Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Jadi itu bukan suatu aib,” terang Rhoma.

Ditegaskannya, bagi seorang tokoh politik, yang utama itu adalah tidak ada cacat politik. Jadi urusan poligami bukan sesuatu yang mengganggu. “Kehidupan poligami bukan cacat pribadi, bukan cacat moral, apalagi politik,” jelasnya.
“Presiden Soekarno juga poligami. Dan itu tidak melemahkan perjuangan beliau untuk bangsa ini,” ujar Rhoma.
Sebelumnya, Rhoma Irama menyatakan siap maju sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilu 2014 mendatang atas amanah dari para habib. “Saya anggap sebagai amanah dari Allah SWT, dengan Bismillaahirrahmaanirrahiim, saya siap jadi capres,” tegasnya sebagaimana dikutip Poskotanews.com
Atas pernyataan dukungan habib inilah, Rhoma mengaku tak kuasa menolaknya. “Sebelum ini banyak yang meminta saya masuk ke politik, saya belum siap,” tutur Rhoma yang kini mantap untuk maju menjadi Presiden Indonesia (RI 1).
Namun diakui Rhoma, dukungan itu belum datang dari partai politik yang mengajukan secara resmi menjadi capres.
Sementara itu, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi, mengatakan seseorang yang populer tak serta-merta memiliki elektabilitas tinggi.
“Dilihat dari kemungkinan di PPP sendiri juga sangat kecil. Jangan kan Rhoma, Ketua Umumnya saja belum tentu jadi capres. Elektabilitas Rhoma juga belum muncul, bahkan dalam simulasi top of mind,” paparnya.
Burhanuddin menduga, ada strategi yang sengaja dibentuk PPP untuk mendongkrak popularitas partai yang menurun. Dari sisi timing, munculnya wacana pencapresan Rhoma turut membuat publik sadar akan keberadaan PPP.
“Apalagi elite-elite PPP sepertinya bertepuk tangan dengan munculnya wacana ini. Kalau isu ini bergulir terus, yang untung PPP. Masyarakat atau pendukung Rhoma tahu bahwa Rhoma masih aktif di PPP,” katanya sebagaimana dinukil KOMPAS.com (sol/tmp/kg)