NEGARA Kesatuan Republik Indonesia (NKR) kaya akan keanekaragaman budaya adat dan istiadat. Salah satunya ilmu kanuragan yang sudah tertanam dalam benak para anak bangsa yang ada di republik ini. Dengan begitu, ilmu ini menjadi salah satu objek wisata bagi warga asing yang ingin menyaksikan artaksi tersebut. Namun, seiring perkembangan modernisasi, ilmu kanuragan seringkali disalahgunakan, terutama para anak bangsa yang masih duduk di bangku SMU.
“Terkadang mereka yang telah berlatih ilmu kanuragan seringkali menjadi congkak dan susah untuk mengendalikan emosinya,” kata Tokoh Adat (Todat) Kabupaten Bolmong Utara (Bolmut) Suleman Bolota, kemarin.
Suleman mengakui banyak pemuda di Bolmut yang sering mengikuti perguruan. Mereka melengkapi diri dengan ilmu kebal yang bukan ilmu hitam. Tujuan mandi kebal ini untuk membentengi diri. “Hal ini kebanyakan dilakukan oleh pemuda yg ingin mengais rezeki di pertambangan,” akunya.
Dia mengakui, terkadang para pemuda ini setelah mendapat sedikit ilmu salah mempergunakan. Bahkan, membentuk suatu kelompok kecil sehingga menimbulkan keributan. “Namun pada dasarnya ini hanyalah ilmu kanuragan yang juga sering dipakai oleh para leluhur kita. Di Bolmut pun ilmu ini masih sangat dipercaya sebagai membentengi diri dalam menghadapi bahaya,” terangnya. [dtc]