Bandung – Pelajar tingkat SMA dan SMK seluruh Kota Bandung mendeklarasikan antitawuran. Seruan kesiapan menjaga kondusifitas Bandung ini berlangsung di salah satu aula SMA Santo Aloysius, Batununggal, Kota Bandung, Jumat (5/10/2012).
Deklarasi dihadiri Ketua OSIS SMA dan SMK dari 271 sekolah di Bandung. Turut datang juga Sekda Kota Bandung Edi Siswadi, Kadisdik Kota Bandung Oji Mahroji, serta para Kepala Sekolah tingkat SMA, dan SMK.
Merebaknya kasus tawuran pelajar di Jakarta yang merenggut korban tewas sangat disesalkan masyarakat luas. Maka itu, perlu antisipasi agar di Bandung tak terjadi tragedi serupa.
“Berkumpulnya perwakilan pelajar saat ini untuk bersepakat mencegah tawuran di Bandung. Maka itu perlu peran serta dukungan dari pihak sekolah, pelajar, guru, dan pemerintah,” kata Kadisdik Kota Bandung Oji Mahroji di lokasi acara.
Menurut Oji, sejak 10 tahun terakhir, aksi tawuran pelajar tingkat SMA tidak pernah terjadi di Bandung. Berdasarkan catatan Oji, gesekan pelajar antarsekolah di sejumlah wilayah Bandung pernah merebak pada 2001. Namun kondisi itu berhasil diredakan pihak sekolah.
Oji mengakui, kenakalan pelajar justru diciptakan saat geng sepeda motor tercipta di sekolah dan berkembang pada dekade 2002. Nama sejumlah kelompok geng motor pun makin membesar dengan cara merekrut anggota dari kalangan pelajar. Lambat laun ‘perang’ antargeng motor mereda setelah aparat penegak hukum dan pemerintah bertindak. Hasilnya pada 2010 digelar deklarasi pembubaran geng motor hingga tingkat Jabar.
“Mari kita serukan di Bandung tak pernah terjadi tawuran, dan mencegah tawuran. Orang Bandung itu beradab,” ucap Oji dalam sambutannya.
Isi deklarasi pelajar Bandung antitawuran ini dibacakan perwakilan pelajar. Setelah itu empat pelajar menandatangani kertas deklarasi kesepakatan, dan turut pula ditandatangani Sekda Kota Bandung Edi Siswadi, dan Kadisdik Bandung Oji Mahroji. [dtc]